Sehingga, dia memahami keputusan pemerintah untuk membuka sejumlah sektor ekonomi terutama yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Kalau pelonggaran, ya memang sulit ya. Terutama pelonggaran terkait aspek ekonomi karena aktivitas masyarakat kecil sulit untuk dihindari karena beban berat dari sektor ekonomi,” kata Dicky saat dihubungi VOI.
Namun, dia meminta pemerintah tetap mencegah terjadinya penularan kasus COVID-19 secara masih di tengah pelonggaran tersebut. Caranya adalah dengan melaksanakan testing, tracing, dan treatment secara cepat dan agresif.
Baca Juga:Viral Video Pasien COVID-19 Diikat dan Dipukuli Warga Pakai Kayu, Begini Klarifikasi Bupati TobaDosen UGJ Ciptakan Alat Petik Gedong Gincu Sistem Elektronik Tenaga Surya
Pelaksanaan 3T, kata Dicky, juga harus dilakukan di seluruh wilayah Tanah Air bukan hanya di Pulau Jawa-Bali. Dengan pelaksanaan pengetesan, pelacakan, dan perawatan ini diharapkan ke depannya angka positivity rate bisa terus ditekan dan terjaga.
“Test positivity rate yang maksimal itu 5 persen. Itu yang akan menjamin potensi paparan kecil saat pelongaran,” tegasnya.
Adapun salah satu cara yang disebutnya bisa meningkatkan angka pengetesan COVID-19 di Indonesia adalah dengan menyediakan tes gratis bagi seluruh masyarakat.
“Testing harus ditingkat masif dan agresif. Kemudian strateginya dengan memberikan tes gratis untuk menjangkau seluruh masyarakat sehingga target 1 juta testing setiap harinya bisa tercapai dan positivity rate 5 persen ke bawah bisa diperoleh. Selain itu, vaksinasi juga harus ditingkatkan,” pungkasnya. (*)