HEBOH soal resep dokter ampuh bagi pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah kembali beredar di berbagai platform media sosial. Narasi dalam pesan mengajak semua pasien COVID tidak panik apabila gejalanya tidak parah.
Sebab, ada resep obat yang bisa didapati untuk menyembuhkan COVID yang diderita. “Kalau ada yang terinfeksi covid tidak perlu panik dan tidak ahrus ke RS kalau memang tidak terlalu parah sesak napas sampai perlu ICU dan ventilator, karena saat ini RS khusus covid semua penuh,” begitu narasi dalam pesan dikutip dari turnbackhoaks, 2 Juli.
Pengunggah pesan kemudian merinci sejumlah obat yang perlu dibeli pasien. Diantaranya, untuk antibiotik cukup Azytromycin 500 mg sehari sekali selama 5-10 hari. Kemudian antivirus 10 tab, Favipiravir (Avugan-Indofarma) 600 mg, 2 kali sehari dalam 5 hari.
Baca Juga:Hotma Sitompul Bantah Terima Rp3 miliar dari Kementerian SosialWanita Ini Lahirkan Bayi Kembar 10
Kemudian anti batuk dan anti oksidan, 28 tab, Fluimucili 600 mg, 1-2X, 14 hari. Anti radang, 10 tab, Dexamethasone 0,5, 3X, Setelah hari ke 7-10 dan turun panas, 10 tab, Paracetamol 500 mg, 3X, Hanay pada demam.
“Jangan panik, berdoa dan tetap bersyukur, semangat gembira karena hati yang gembira adalah obat. Selalu percaya dan yakin akan sembuh. Tetap harus minum Vitamin C, Zinc, & Vit D dan usahakan berjemur matahari pagi setidaknya 15 menit,” tulis turnbackhoaks. Resep ini bahkan disebut-sebut dipakai di RS COVID Wisma Atlet Jakarta.
Benar demikian?
Informasi ini memang telah banyak beredar di media sosial. Lewat kolom komentar Efri, banyak juga yang memberikan kesaksian telah menerima informasi resep obat dokter ini. Tidak hanya Twitter, Facebook dan pesan berantai WhatsApp juga diramaikan dengan hal ini.
Narasi serupa yang pernah beredar di tahun 2020 silam dan kembali muncul di akhir juni 2021 ini sempat diulas juga dalam artikel turnbackhoax dengan judul ‘Resep Obat Untuk Pasien Covid-19’ yang diunggah pada Juni lalu.
Dilansir dari Liputan6.com, Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni., Sp.PD menjelaskan, dokter punya pertimbangan tersendiri dan akan memantau setiap pasiennya saat memberikan obat. Jadi pasien tidak bisa berkreasi sendiri dan meminum obat secara sembarangan.