Dikatakan mungkin ada hewan tak dikenal lain dengan afinitas yang lebih kuat yang berfungsi sebagai spesies perantara, tetapi hipotesis bahwa itu bocor dari laboratorium tidak dapat dikesampingkan.
“Meskipun jelas bahwa virus awal memiliki kecenderungan tinggi untuk reseptor manusia, itu tidak berarti mereka ‘buatan manusia’,” kata Dominic Dwyer, ahli penyakit menular di Rumah Sakit Westmead Australia yang merupakan bagian dari tim WHO yang menyelidiki COVID- 19 di Wuhan tahun ini.
“Kesimpulan seperti itu tetap spekulatif,” katanya.
Sampel serum masih perlu diuji untuk membuat dugaan yang lebih kuat tentang asal-usul Covid-19, sebut Stuart Turville, profesor di Kirby Institute, sebuah organisasi penelitian medis Australia yang menangani studi Universitas Kent.
Baca Juga:Penerbangan Indonesia Dilarang Masuk Hong Kong, Ada Apa?Aksi Oknum Polisi Briptu Nikmal Perkosa Gadis ABG di Mapolsek, Polri Minta Maaf
“Sayangnya, dengan kuatnya hipotesis kebocoran laboratorium saat ini dan isu sensitif soal penelitian lanjutan di China, mungkin perlu waktu lama sampai kita melihat laporan seperti ini,” katanya. (*)