JIKA ada pertanyaan , “Apakah Saudara saat ini masih mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik dan bertanggung jawap?”
Sudah menjadi isu keprihatinan nasional jika Kita sudah tidak bisa mampu untuk menjawap dan berfikir ke depan dengan menyajikan bayangan seperti apa peran dan serta kita sebagai bagian warga negara yang baik dan benar.
Kita sudah kebingungan dan mungkin sudah tidak tahu bagaimana harus menjawap berkaitan nasionalisme dan patriotisme, apakah masih ada melekat pada kita dan segenap komponen bangsa saat ini. Bisa jadi Level presiden pun punya keraguan cara menjawap pertanyaan ,wujud dari stagnasi cara berfikir ,terjadi blunder serta ancaman kegagalan berfikir untuk masa depan .
Baca Juga:Dibalik Polsek Candipuro Dibakar, Saksi: Warga Kecewa, Lebaran Saja Motor Dicuri, Kok Enggak Ditangkap?Upaya Pengangkatan Anjungan KRI Nanggala 402 Seberat 18 Ton Gagal
Sudah saatnya ‘Pemimpin Negara” saat ini wajib dan harus ada ketegasan dan penegasan yang mengharuskan semua komponen negara wajib dan berdiri tegak untuk loyal berbakti terhadap bangsa negaranya. Jika pemimpin tidak sanggup bersumpah dan berikrar kesetiaan harusnya segera mundur .
Jangan sampai pemimpin tersebut hanyalah seorang boneka atau petugas partai. Pemimpin negara bukanlah broker property yang sengaja menjual aset bangsa , pemimpin negara bukan berfungsi sebagai broker kedaulatan meloper kedaulatan bangsanya di jual ke tangan asing.
Pilar kebangsaan yakni Patriotisme dan Nasionalisme nyaris bubar , hilangnya semangat kebangsaan dan tidak ada ruangan untuk mempertahankan nasionalisme . Wujud nyata kebangkitan nasional dari waktu ke waktu sudah buyar dan terancam punah. Membicarakan nasionalisme bagaikan ‘Tong kosong nyaring bunyinya”.
Pertunjukkan kebangkitan nasional hanya sebatas seremonial dan dijadikan jargon politik kekinian. Rupanya banyak calon pemimpin nasional saat ini yang sedang manggung mengolah frase “kebangkitan nasional untuk mendapatkan ketenaran dan simpati publik.
Akhirnya jika disimpulkan, kemerosotan kebangsaan akibat minimnya keteladanan nasional saat ini sebagai sumber penyakit mental para pemimpin . Lemahnya inspirasi diri serta cara berfikir,bagaimana bertanggung jawap akan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin . Penyakit yg disebutkan sebagai hambatan besar untuk menuju Indonesia bangkit. Krisis Keteladanan nasional sedang melanda bangsa ini.
Cara dan menjalankannya kehidupan berbangsa dan negara telah dipenuhi dan dilumuri kemunafikan dan kebohongan berkelanjutan ,sambung menyambung dan saling menutupi dosa dan kebobrokan. Tumpukan kesalahan yang telah dilakukan rezim ke rezim .Sepertinya berbagai bencana keterpurukan akan mempercepat dan tinggal menunggu waktu bubarnya Bangss Indonesia dari peta dunia.