Sayangnya, pendekatan yang diambil oleh Bousman tidak dieksekusi dengan maksimal. Pengembangan misteri yang ada hanya bagus di awal film. Menjelang akhir film, pengembangan tersebut mulai dikebut, berujung pada ekskusi yang lackluster dan kehilangan fokus. Sutradara Bousman seperti terburu-buru atau tidak tahu bagaimana sebaiknya film diakhiri.
Plot brutalitas kepolisian dan kekerasan mereka terhadap warga kulit hitam juga gagal dieksplorasi dengan baik. Padahal, berbagai simbol terkait isu itu sudah ada di sepanjang film, mirip dengan film-film Saw sebelumnya. Sederhananya, kesempatan untuk menampilkan social commentary ala Get Out atau Antebellum lewat begitu saja.
Untungnya, aktor Chris Rock mampu memberi nyawa terhadap Spiral. Lewat celetukan-celetukannya yang jenaka, Chris Rock berhasil memicu gelak tawa dan menjadikan detektif Banks sebagai karakter yang likeable. Film ini seperti menjadi percoba kesekian Rock untuk tampil lebih serius setelah serial Fargo dan film Bad Company.
Baca Juga:Tunggu Para Penyembah Khilafah Berjihad ke Palestina, Teddy Gusnaidi: Jangan Hanya Ngebacot Itu Namanya KhilacotAmerika Serikat Back Up Israel, China Tegas Dukung Palestina
Overall, Spiral, yang memiliki subtitle From the Book of Saw, adalah upaya perubahan yang patut diapresiasi. Spiral mencoba untuk tampill beda dibandingkan film-film pendahulunya agar franchise Saw tidak terjebak pada kisah yang itu-itu saja. Sayangnya, upaya tersebut tidak dilakukan dengan maksimal dan malah membuat Spiral nyaris tak memiliki spirit film-film pendahulunya. (*)