Bila peradangan terjadi di pembuluh darah, muncul plak lalu membuat pembuluh menjadi sempit dan akhirnya menghambat aliran darah.
“Karena kebiasaan mengonsumsi lemak trans dalam makanan cepat saji dan akhirnya memunculkan plak di pembuluh darah, makanya keluhan yang terjadi seperti stroke,” tutur Juwalita yang lulusan dari FKUI.
Studi yang melibatkan hewan uji coba pada tahun 2012 menunjukkan, pemberian minyak kelapa sawit yang dipanaskan 5-10 kali akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah dalam waktu 6 bulan.
Baca Juga:Rocky Gerung: Penangkapan Munarman untuk Menutupi Berita-Berita Penting, Soal Korupsi Alat PertahananSoal Babi Ngepet: Ternyata Berita Bohong, Ustadz Adam Ibrahim dkk Rekayasa Isu Pesan Babi Lewat Online Shop
Proses menggoreng pada suhu 170-220 derajat Celcius menghasilkan PAH yang bisa berinteraksi dengan enzim dalam tubuh. Enzim ini berfungsi dalam serangkaian proses kimia dalam tubuh.
PAH juga dapat menyebabkan kerusakan protein dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan cedera pada membran sel. PAH bahkan menyebabkan kerusakan pada DNA, padahal bila terjadi kerusakan pada DNA maka sifat sel akan berubah. Akibatnya? terjadilah kanker di antaranya pada payudara, kolorektal dan prostat.
“Mengenai kanker ini saya menemukan semakin maju usianya. Dulu saya dapat pasien kanker usus besar laki-laki usianya di atas 50 tahun. Sekarang saya sering dapat pasien kanker usus besar dimulai usia 30 tahun, bahkan di akhir 20 tahun,” kata Juwalita.
Di sisi lain, konsumsi terlalu banyak lemak jenuh (dari minyak yang dipakai berkali-kali) juga bisa mengganggu bakteri baik di saluran cerna, membuat kondisinya menjadi tidak sehat. Akibatnya mudah terjadi perubahan sifat sel yang memicu kanker.
Kementerian Kesehatan merekomendasikan asupan minyak harian tak lebih dari 5 sendok makan apabila konsumsi kalori per hari Anda 2000 kalori. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan asupan lemak maksimal 30 persen asupan dari energi total dalam sehari.
Hal ini berarti, lemak jenuh diminimalkan 10 persen dari asupan energi total, sedangkan lemak trans hanya 1 persen dari asupan energi total. Sebagai salah satu solusi, menurut Juwalita, sebaiknya Anda bijak menggunakan minyak untuk mengolah makanan.
Kemudian, demi bisa menangkal radikal bebas akibat efek menggoreng maka konsumsilah makanan tinggi antioksidan. Makanan mengandung antioksidan misalnya buah pepaya, jambu biji, sayur bayam, brokoli (terkandung vitamin C), kacang-kacangan, alpukat (vitamin E), sayuran berwarna merah atau kekuningan (mengandung karoten) seperti labu, melon kuning, paprika oranye.