BERITA- Sebanyak 533 juta data pribadi milik pengguna Facebook dibocorkan oleh peretas di forum jual beli Raid Forums pada 3 April lalu. Data itu diklaim berasal dari 106 negara, termasuk 130.331 milik pengguna Facebook di Indonesia.
Kepada Business Insider, juru bicara Facebook mengatakan, data itu kemungkinan diambil oleh peretas dengan memanfaatkan celah keamanan yang telah ditambal oleh Facebook pada 2019.
Meski sudah berusia dua tahunan, data yang bocor itu, menurut Alon Gal dari firma intelijen kejahatan siber Hudson Rock, bisa dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk berbagai aksi penipuan atau penyamaran.
Baca Juga:Internet First Media Lemot, Ini PenyebabnyaKoneksi Internet First Media Lemot, Warganet: Seperti Bekicot Madu
“Basis data sebesar itu berisi informasi pribadi seperti nomor telepon banyak pengguna Facebook pasti akan menyebabkan pelaku kejahatan memanfaatkan data itu untuk melakukan serangan rekayasa sosial atau uaya penyamaran,” kata Gal.
Data itu tampaknya data yang sama dengan yang pernah diungkap Gal pada Januari lalu dan ditawarkan di bot aplikasi Telegram. Saat itu, Untuk mendapatkan nomor telepon atau ID Facebook yang dicari secara lengkap, pengguna diminta membayar US$ 20. Bot mengklaim memiliki informasi pengguna Facebook dari AS, Kanada, Inggris Raya, Australia, dan 15 negara lainnya, termasuk Indonesia.
Untuk mengetahui apakah data Anda termasuk dalam data yang bocor itu, Anda dapat melacaknya melalui Firefox Monitor di alamat https://monitor.firefox.com.
Sejak 4 April kemarin, Firefox telah menambahkan basis data Facebook yang bocor itu ke dalam daftar pelacakan mereka. Firefox Monitor adalah layanan yang disediakan oleh peramban Mozilla Firefox bersama dengan Have I Been Pwned untuk memantau apakah data pengguna termasuk dalam pelanggaran data daring atau tidak.
Untuk mengunakan layanan ini, pengguna hanya perlu memasukkan email dan Firefox akan memindainya pada pustaka pelanggaran data. Pemindaian Firefox Monitor akan mencari pelanggaran data publik sejak 2007. Pengguna juga dapat mendaftar untuk diberi tahu jika alamat email dibobol di masa mendatang. (*)