Teriakan tersebut kemudian berubah menjadi erangan yang berkepanjangan yang biasanya berlangsung dari beberapa menit sampai satu jam.
Seiring berjalannya waktu, warga desa berpikir bahwa pulau mereka dihuni oleh monster-monster kanibal mengerikan yang tidak serupa pada salah satu hewan yang mereka kenal. Monster seperti itu muncul tepat di hadapan orang itu pada saat yang paling tidak terduga, dan membuat penduduk asli berlari terbirit-birit.
Makhluk itu konon menjadi dalang di balik hilangnya anak-anak remaja yang berada di kampung di pulau tersebut.
Baca Juga:Tol Cipularang: dari Mobil Misterius, Jalur Tengkorak 90KM hingga Sosok Kamilin Ular Berbadan Besar Berkalung EmasSelama 3 Hari Perut Terasa Sakit, 7 Bulan Belum Menstruasi, Hasil USG Tidak Ada Janin
Bayi-bayi yang lahir di pulau ini meninggal dengan cepat, karena bayi-bayi tersebut, meskipun lahir di iklim tropis, langsung dimumikan. Semua keajaiban ini tidak memungkinkan el molo (penduduk asli pulau) untuk hidup dengan tenang.
Akhirnya mereka terpaksa pindah dari pantai danau lebih dekat ke sebidang hutan. Pada akhir abad ke-20, setelah mendengar tentang pulau ajaib itu, dua ekspedisi pribadi pergi ke sana (dari Belanda dan Jerman), tetapi keduanya menghilang, tanpa meninggalkan jejak apa pun. (*)