BERITA-Ada keanehan yang dirasakan mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari terkait keputusan pemerintah menggunakan vaksin luar negeri untuk vaksinasi massal dalam upaya memutus mata rantai penularan Covid-19.
“Dalam hati saya tidak tahu, atas pertimbangan apa pemerintah mengimpor vaksin-vaksin dari luar negeri? Kalau sudah tahu, kenapa tidak disiapkan dari awal (vaksin dalam negeri),” kata Siti Fadilah dari YouTube tvMu Channel, Sabtu (27/3).
https://www.youtube.com/watch?v=kK4hxFPOxYI
Ia mengamini, proses pembuatan vaksin yang baik dan benar membutuhkan proses lama, bisa memakan waktu 18 bulan hingga dua tahun.
Baca Juga:Ada Patung Lambang Mata Satu ‘Dajjal’ di Arab SaudiTanah Kuburan Menggelembung Mirip Perut Ibu Hamil
Oleh karenanya, ia heran saat awal mula kemunculan Covid-19 di Indonesia, pemerintah tak membutuhkan waktu lama untuk memesan vaksin dari luar negeri.
Baca: Siti Fadilah Supari: WHO Bersikap Tidak Adil Terhadap Negara-Negara Berkembang, Termasuk Indonesia
“Dalam hati saya bertanya, apakah vaksin impor itu sudah pasti cocok dengan tubuh kita? Oh, tapi ada penelitian di Bandung tentang Sinovac, tapi untuk (vaksin) yang lain tidak ada,” tegasnya.
Keanehan kembali ia rasakan saat Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menjadi orang pertama yang divaksin Covid-19.
Baca: Dari Penjara, Ini Isi Surat Mantan Menkes Siti Fadilah Supari untuk Jokowi Atasi Pandemi Corona
“Tiba-tiba penelitian Sinovac di Bandung belum selesai, tapi tanggal 13 Januari presiden kita divaksin di depan semua rakyat, melalui TV kita melihat presiden divaksin yang katanya Sinovac,” demikian mantan menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini. (*)