BERITA-Dilansir dari Al Jazeera, upaya global untuk meluncurkan vaksin COVID mengalami pukulan keras minggu ini ketika 11 negara Eropa menghentikan penggunaan suntikan Oxford-AstraZeneca. Penghentian penggunaan vaksin AstraZeneca itu terpaksa dilakukan setelah sejumlah orang mengalami pembekuan darah segera usai menerima dosis. Di luar Eropa, Indonesia juga mengumumkan akan menunda pemberian vaksin sambil menunggu peninjauan. Otoritas kesehatan di negara-negara ini menyatakan, penghentian vaksin hanyalah tindakan pencegahan.
Empat orang mengalami pembekuan darah beberapa hari setelah mendapatkan vaksin Oxford-AstraZeneca di Norwegia pada awal Maret. Kemudian, seorang lagi di Austria dirawat di rumah sakit dengan bekuan darah di paru-paru dan meninggal, 10 hari setelah divaksinasi. Kematian lain yang melibatkan pembekuan darah dan terkait dengan vaksin AstraZeneca juga telah dilaporkan di Denmark.
Pada Kamis, setelah beberapa hari penyelidikan, European Medicines Agency menyatakan, mereka yakin vaksin itu “aman dan efektif”. Pun, vaksin AstraZeneca tidak terkait dengan risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan pembekuan darah. Hingga kini, penelitian memang terus dilakukan, namun negara-negara yang menghentikan penggunaan vaksin sekarang dapat melanjutkan penyuntikan.
Baca Juga:Perusahaan Biofarmasi AstraZeneca Nyatakan Vaksinnya Tidak Mengandung Turunan BabiBio Farma Pastikan Kualitas AstraZeneca Tetap Terjaga Selama Distribusi
Ini seharusnya menyelesaikan masalah, tetapi ketakutan telah menyebabkan kecemasan yang dapat dimengerti bagi mereka yang telah mendapatkan vaksin Oxford-AstraZeneca, atau yang mungkin menunggu dosis kedua. Jadi, apa itu penggumpalan darah dan apa penyebabnya?
Darah biasanya mengalir dengan lancar melalui pembuluh darah tanpa gangguan. Tugas utamanya adalah membawa nutrisi dan oksigen ke organ kita. Untuk menjaga kelancaran aliran darah ini, darah perlu bergerak terus menerus dan tidak diam (itulah sebabnya mengapa jangka waktu yang lama tidak bergerak dapat meningkatkan risiko Anda). Ia juga membutuhkan bahan kimia atau “faktor” yang mengontrol pembekuan darah di dalam diri kita untuk tetap seimbang dan agar bagian dalam pembuluh darah kita tetap lancar, sehingga darah tidak menangkap apa pun saat mengalir. Itulah sebabnya peradangan di dalam Pembuluh darah yang disebabkan oleh penyakit termasuk COVID-19 dapat meningkatkan risiko pembekuan.
Ketika salah satu dari hal-hal ini mengganggu aliran darah, ia dapat menggumpal, membentuk gumpalan darah yang telah berubah dari cairan menjadi bentuk seperti gel atau setengah padat. Gumpalan ini kemudian dapat berjalan dan menyumbat pembuluh darah di tempat lain, seperti di paru-paru, menyebabkan area ini dengan cepat kekurangan makanan dan oksigen.