BERITA-Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN mengungkap meteor setiap saat memasuki atmosfer Bumi. Ukuran meteor tak selalu besar, ada juga yang berukuran diameter puluhan sentimeter yang ketika terbakar dan meledak di atmosfer menghasilkan apa yang disebut bolide.
Bolide itu pula yang diduga tampak sebagai kilatan cahaya terang di langit malam di Banggai, Sulawesi Tengah, pada Selasa malam 16 Maret 2021. Kilatan itu disaksikan warga di dekat Pantai Pagimana dan videonya sempat viral di media sosial. “Berdasarkan rekaman video yang ada, terdapat indikasi kuat bahwa kilatan tersebut dihasilkan oleh bolide,” bunyi isi unggahan akun lapan_ri di Instagram, Jumat 19 Maret 2021.
Baca Juga:2 Bus Lintas Provinsi Hangus TerbakarDetik-detik Pesawat Trigana Air Tergelincir
https://www.instagram.com/p/CMmcYyiBtza/?utm_source=ig_web_copy_link
Diterangkan, frekuensi atau kekerapan meteor menembus atmosfer Bumi bergantung kepada ukurannya. Meteor besar lebih jarang dibandingkan meteor kecil. Rata-rata, meteor berukuran 50 sentimeter masuk ke atmosfer Bumi dua kali tiap pekan. “Namun, sebagian besar tidak teramati karena jatuh di lautan atau jauh dari daerah berpenghuni,” kata LAPAN lewat unggahan yang dibuat Pusat Sains Antariksa tersebut.
Baca: Video Detik-detik Meteor Jatuh di Langit Sulawesi Tengah
Meski begitu masyarakat diminta tak perlu cemas. Ukuran meteor yang relatif kecil disebutkan cenderung habis terbakar di atmosfer. “Astronom dunia berusaha keras memantau dan memperkirakan potensi malapetaka yang dari meteor atau asteroid berukuran besar.”
Sebelumnya, Koordinator Mitigasi Dampak Gempa Bumi dan Tsunami di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menyatakan tak bisa memastikan peristiwa kilatan cahaya yang disebut-sebut sebagai lintasan meteor itu. Dia menyampaikan, sensor seismik BMKG di Luwuk tidak mencatat adanya anomali gelombang seismik saat masyarakat Pagimana Kabupaten Banggai, melaporkan peristiwa tersebut.
Adapun LAPAN mengatakan menerima dengan tangan terbuka bila ada entitas/institusi yang melaporkan dan menyerahkan temuan benda dari antariksa termasuk meteor (meteorit). Studi dan preservasi temuan tersebut, kata LAPAN, dapat dilakukan bekerja sama dengan institusi lain yang terkait. (*)