Menurut penelitian, sebagian besar medium (65%) mendengar orang mati di dalam kepala mereka. Tetapi, sekitar 30% mengatakan mereka mendengar suara di dalam dan di luar kepala mereka. Dan usia rata-rata untuk pengalaman clairaudient adalah antara usia 21 dan 22.
Tidak mengherankan, ketika dinilai berdasarkan skala penyerapan dan seberapa kuat mereka percaya pada paranormal, spiritualis mendapat skor jauh lebih tinggi daripada masyarakat biasa. Spiritualis juga cenderung tidak peduli tentang apa yang orang lain pikirkan, tentang mereka daripada orang pada umumnya. Mereka lebih cenderung pada pengalaman pendengaran seperti halusinasi yang tidak biasa.
Meskipun ketika melihat populasi umum, penyerapan dikaitkan dengan seberapa besar seseorang percaya pada paranormal, tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan dan kecenderungan halusinasi.
Baca Juga:Jejak Kaki Ini Buktikan Jazirah Arab Bukan Gurun Pasir tapi Padang RumputMisteri Tengkorak Manusia Ditemukan dalam Mobil Saat Pembersihan Kanal
Lebih lanjut, para peneliti mencatat bahwa tidak ada perbedaan dalam tingkat kepercayaan takhayul atau kecenderungan halusinasi visual antara peserta spiritualis dan non-spiritualis.
Namun, penelitian lain mengatakan bahwa merasakan orang mati sebenarnya merupakan respons terhadap kesedihan. Menurut sebuah penelitian, antara 30% – 60% orang janda lanjut usia mengalami apa yang disebut halusinasi berkabung.
Studi lain tentang janda dan duda lansia di Wales menemukan bahwa lebih dari sepertiganya terus merasakan kehadiran orang yang dicintai, sementara 13% telah mendengar suara orang yang mereka cintai yang telah meninggal, 14% telah melihat mereka, dan 3% telah merasakan sentuhan mereka. Dan sebuah penelitian di Jepang menemukan bahwa 90% janda merasakan kehadiran pasangan mereka yang telah meninggal.
“Pengalaman dapat memberikan kekuatan dan kenyamanan spiritual dan emosional, mengurangi perasaan terisolasi dan memberikan dorongan kepada orang-orang selama tugas yang sulit,” tulis Associate Professor Psikologi Klinis dan Neuropsikologi Trinity College Dublin Simon McCarthy-Jones dalam ‘The Conversation‘.Â
Namun, perlu dicatat terlepas dari banyaknya teori di luar sana, para ilmuwan masih belum tahu persis apa yang terjadi ketika seseorang berhalusinasi atau merasakan orang mati.
“Sampai saat ini tidak ada penelitian yang secara khusus mengeksplorasi korelasi neurofungsional dari fenomena halusinasi visual pada populasi yang berduka,” tulis Daniel Collerton dalam ‘The Neuroscience of Visual Hallucinations’.