BERITA-Sebuah survei yang dilakukan oleh SeoClarity menemukan sebanyak 40 persen orang Amerika tidak mempercayai Facebook dan TikTok. Dari 10 perusahaan teknologi yang disurvei, Google tampaknya memenangkan “perang kepercayaan.”
Seperti dilaporkan  ZDnet, Senin (1/03),  survei SeoClarity dilakukan dengan melibatkan 1.057 penduduk Amerika untuk mengukur kepercayaan pada perusahaan teknologi. Mayoritas warga AS menganggap perusahaan media sosial membutuhkan lebih banyak peraturan.
Temuan ini penting karena bagaimanapun, perusahaan teknologi mengandalkan kepercayaan. Google mengungguli Amazon, Microsoft, dan Apple dalam skor yang dapat dipercaya. Sementara itu, Facebook dan TikTok paling tidak dipercaya.
Baca Juga:Samsung Galaxy S21 5G Ada Layar Baru Dynamic AMOLED 2X FHD, Apa Itu?Selamat Ulang Tahun Covid-19, Masker dan Hand Sanitizer Sempat Hargamu Mewah Rp500 Ribu
Google yang berada di urutan teratas sebagai perusahaan teknologi yang dapat dipercaya, dengan indikator:
- 65,7% penduduk AS mengatakan Google dapat dipercaya diikuti oleh Amazon pada 65,1%, Microsoft pada 64,9% dan Apple pada 63,6% dan Samsung pada 62,3%.
- 1 dari 5 orang Amerika akan selalu mempercayai hasil Google.
- 61% yakin jawaban medis dari Google telah diperiksa oleh profesional medis
- 29% berpikir Google tidak transparan saat menampilkan iklan.
Adapun untuk Facebook dan TikTok, 42,6 persen penduduk AS tidak percaya Facebook, dan 43 persen tidak percaya TikTok. Sementara Huawei tidak dipercaya oleh 30 persen responden.
Survei SeoClarity juga menemukan bahwa 72,5 persen orang Amerika menginginkan mesin pencari dan perusahaan media sosial bertanggung jawab untuk melakukan cek fakta atas setiap konten yang muncul di platform mereka.
Item penting lainnya termasuk:
- 62% orang Amerika berpikir perusahaan pencarian dan media sosial membutuhkan lebih banyak regulasi
- 34,6 persen ingin regulasinya dibuat oleh lembaga independen yang berisi para ahli, dibanding dengan lembaga pemerintah (12,1%), politisi (21,3 persen), dan perusahaan itu sendiri (32 persen).
- 66,7 persen ingin mesin pencari dan sosial media seharusnya memberitahu mereka jika ada berita palsu atau hoaks di platform mereka. (*)