BERITA-Sedikitnya 18 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka pada Minggu 28 Februari sore, ketika polisi anti huru hara dan militer Myanmar melepaskan tembakan dengan peluru tajam dan peluru karet pada protes anti-kudeta di beberapa lokasi di seluruh Myanmar
Baca:
Di Yangon kericuhan terjadi sejak pagi hari, dengan polisi anti huru hara dan tentara melancarkan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa tepat saat mereka turun ke jalan.
Sekitar pukul 8:30 pagi, pasukan keamanan mengepung ribuan dokter, perawat dan mahasiswa dari universitas kedokteran, paramedis, kedokteran gigi dan farmasi kota yang bersiap untuk berbaris di Kotapraja Yankin, Yangon. Sekitar 200 mahasiswa kedokteran di antara kelompok itu ditahan.
Baca Juga:Wanita Berusia 20 Tahun asal Jawa Barat Ditemukan Tewas di Hotel KediriKorupsi Tanah Pemakaman, Cerita Menarik di Balik Pelantikan Wakil Bupati OKU Berbaju Tahanan Tangan Diborgol
Aparat keamanan kemudian bergerak ke seluruh wilayah kota untuk membubarkan massa pengunjuk rasa yang masih menggelar aksinya. Tindakan represif digunakan untuk membubarkan massa dengan tembakan. Setidaknya empat orang tewas, terdiri dari tiga pemuda dan seorang guru, seperti dilansir The Irrawaddy.
Para dokter dan mahasiswa kedokteran yang ditahan dibebaskan secara berkelompok sekitar pukul 15.30. dari tempat mereka ditahan di bekas pusat karantina COVID-19 di Mayangone Township.
Pasukan keamanan juga bergerak lebih awal melawan pengunjuk rasa di beberapa kota lain. Di Dawei, wilayah Tanintharyi, setidaknya empat orang ditembak mati dan sekitar 40 lainnya terluka dalam tindakan keras oleh polisi anti huru hara terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta pada pagi hari.
Sedikitnya dua orang tewas di wilayah Bago pada tengah hari. Termasuk seorang pengendara sepeda motor tewas, setelah ditembak di kepala oleh polisi saat mereka menindak protes di Mandalay. Beberapa orang termasuk seorang relawan pemuda yang membantu pengunjuk rasa ditembak dan terluka.
Sore harinya, seorang perempuan yang baru saja berjalan di jalan di Mandalay, ditembak di kepala dan meninggal di tempat. Sementara di Pakkokku, wilayah Magwe, seorang pria yang berusaha bersembunyi dari polisi anti huru hara dan tentara, ditembak mati oleh pasukan keamanan saat mereka menghadapi protes anti kudeta militer di Pakokku Wilayah Magwe. Puluhan pengunjuk rasa dilaporkan ditahan.