PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan bakal meminta pertanggungjawaban Arab Saudi atas pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Hal tersebut diungkapkan Biden saat berbicara kepada Raja Saudi Salman. “Saya berbicara kemarin dengan raja, menjelaskan kepadanya bahwa peraturan berubah,” kata Biden dalam sebuah wawancara dengan Univision.
“Dan kami akan mengumumkan perubahan signifikan hari ini dan Senin. Kami akan meminta pertanggungjawaban mereka atas pelanggaran hak asasi manusia.”
Baca Juga:Ada 540 WNI di Fukushima, KBRI di Tokyo Sediakan Layanan Telepon, Ini KontaknyaReaktor Nuklir Fukushima Diguncang Gempa 7,3 Magnitudo Aman
Biden juga mengatakan AS akan mengumumkan perubahan signifikan dalam hubungan bilateral pada Jumat dan Senin.
Penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menyetujui operasi untuk menangkap atau membunuh jurnalis yang tewas, Jamal Khashoggi pada tahun 2018, menurut intelijen AS yang dirilis pada Jumat.
Khashoggi, seorang penduduk AS yang menulis kolom opini di Washington Post untuk mengkritik kebijakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dibunuh dan jasadnya ‘dihilangkan’ oleh tim operasi yang terkait dengan konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
“Kami menilai bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki untuk menangkap atau membunuh jurnalis Saudi Jamal Khashoggi,” kata Kantor Direktur Intelijen Nasional AS dalam laporan empat halaman itu.
Badan intelijen mendasarkan penilaiannya pada kendali putra mahkota atas pengambilan keputusan, keterlibatan langsung salah satu penasihat utamanya, dan detail perlindungannya sendiri, serta “dukungannya untuk menggunakan tindakan kekerasan untuk membungkam para pembangkang di luar negeri, termasuk Khashoggi”.
“Sejak 2017, Putra Mahkota memiliki kendali mutlak atas organisasi keamanan dan intelijen Kerajaan, sehingga sangat tidak mungkin pejabat Saudi akan melakukan operasi seperti ini tanpa izin (dia),” kata intelijen AS.
Pemerintah Saudi, yang telah membantah keterlibatan apa pun oleh putra mahkota, mengeluarkan pernyataan yang menolak temuan intelijen AS dan mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa pembunuhan Khashoggi adalah kejahatan keji oleh kelompok nakal.
Baca Juga:Anti Galau, Si Juki Anak KosanBuat Imlek, Peristiwa 1998 untuk Film Hujan di Balik Jendela
Presiden AS Joe Biden mencoba memperjelas bahwa pembunuhan lawan politik tidak dapat diterima oleh AS, tetapi ia berusaha mempertahankan hubungan dengan putra mahkota yang mungkin memerintah salah satu pengekspor minyak utama dunia selama beberapa dekade dan menjadi sekutu penting untuk melawan musuh bersama yaitu Iran.