Karena itu, Thomas berpandangan, Rasulullah bersama Malaikat Jibril diajak ke dimensi malaikat, sehingga Rasulullah dapat melihat Jibril dalam bentuk aslinya sebagaimana tertuang dalam Alquran Surah 53 ayat 13-18. Dengan mudah pula Rasulullah berpindah dari suatu tempat ke tempat lain tanpa terikat ruang-waktu.
“Langit dalam konteks Isra Miraj bukanlah langit fisik berupa planet atau bintang, tetapi suatu dimensi yang tinggi. Langit memang bermakna sesuatu di atas kita, dalam arti fisik maupun non-fisik,” ungkapnya.
Terlepas dari itu, Thomas menyadari, ilmu manusia tidak mungkin bisa menjabarkan hakekat perjalanan Isra Miraj. Sebab seperti dalam Al-Isra ayat 85, bahwa Allah SWT hanya memberikan sedikit sekali ilmu kepada manusia. Karenanya, dia menambahkan, hanya dengan imanlah bisa percaya bahwa Isra Miraj benar-benar terjadi dan dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Baca Juga:Masya Allah, Dosa Diampuni Meski Sedang TidurSetelah Wahyu Diturunkan, Malaikat Jibril Tak Memiliki Pekerjaan?
“Begitulah rencana Allah menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra: 60) dan menyampaikan perintah sholat wajib secara langsung kepada Rasulullah SAW,” terang Thomas. (*)