“Cuman kemaren kan dia sempet kejang, aku ke puskesmas malah enggak diterima. Waktu itu dari pihak puskesmas bilang kan kalau ada apa-apa bawa saja (ke puskesmas). Pas dia kejang aku bawa kesana, enggak diterima malah. Katanya takut, ngeri enggak nerima pasien hidrosefalus gitu. Katanya harus ke Rumah Sakit gede kalau gitu, padahal dia yang nyuruh kalau ada apa-apa kesana aja,” papar Supriyani.
Melihat kondisi Akmar sudah pucat dan badan membiru, Supriyani membawa Akmar ke RSU Tangsel dan akhirnya mendapat pertolongan.
“Pas sampe RSUD Tangsel malah saya diomelin. Kenapa enggak ke puskesmas dulu anak sudah kaya gini, kalau ada apa-apa siapa yang mau disalahin. Padahal aku bawa ke RSUD ya penanganannya sama saja, cuman dikasih oksigen doang,” tuturnya.
Baca Juga:Diagnosa Awal Terkena Virus Tokso dari Hewan, Bayi Usia 13 Bulan Ini Butuh Perhatian Khusus Pemerintah dan DermawanGempa Bumi Guncang Selandia Baru Skala Magnitudo 7,7, Peringatan Tsunami Dikeluarkan
Saat ini, Supriyani hanya berharap adanya pertolongan dari berbagai pihak khusunya pemerintah untuk bisa merawat Akmar secara intensif. (*)