JAKARTA-Kematian Jenghis Khan hingga saat ini masih menjadi sebuah misteri. Namun kini, sebuah studi terbaru berhasil menguak misteri kematian penguasa pertama Kekaisaran Mongol itu.
Dilansir dari Live Science, Senin (8/2/2021) Jenghis Khan dikenal sebagai salah satu penguasa paling berpengaruh di dunia. Pada 1206, ia mendirikan sekaligus menjadi penguasa pertama Kekaisaran Mongol, yang saat kematiannya pada 1227 memiliki luas wilayah 2,5 kali lebih besar daripada Kekaisaran Romawi.
Akhir kisah sang penguasa tak banyak diketahui. Keluarga dan pengikut Jenghis Khan diperintahkan untuk merahasiakan kematiaannya. Hal tersebut lantaran Jenghis khan meninggal saat periode penting melawan Xia Barat, kekaisaran yang ingin ditaklukkanya selama lebih 20 tahun.
Baca Juga:Bus Pariwisata Ditumpangi Rombongan Pejabat Pemkab Ini Masuk JurangTerbang 1 Jam, Helikopter Berlogo BNPB Terpaksa Mendarat Darurat di Kampung Benyom Jaya I Nimbokrang
Ada banyak legenda soal kematian Jenghis Khan. Satu cerita menyebut bahwa ia meninggal karena kehabisan darah setelah dikebiri oleh seorang puteri dari orang Tangut. Cerita lain menyebut bahwa Jenghis Khan meninggal karena infeksi akibat luka panah saat melawan Xi Barat.
Sementara itu, kematian karena pembunuhan politik atau keracunan sangat tak mungkin. Pasalnya ketika meninggal, Jenghis Khan masih berada di puncak kekuasaan, dihormati oleh bawahannya, dan dirawat dengan baik oleh para pelayannya.
Untuk mengungkap kematian penguasa ini, peneliti kemudian fokus mempelajari The History of Yuan, sebuah teks sejarah yang dibuat selama Dinasti Ming di China. Karya tersebut menyebut dari 18 Agustus hingga 25 Agustus 1227, selama operasi militer terakhir, Jengis Khan melawan Xia Barat, dia merasa tak enak badan dan demam. Ia meninggal delapan hari kemudian setelah serangan penyakit itu.
Peneliti kemudian menggunakan informasi penyakit yang diderita pasukan Mongol dan musuh saat itu, serta pengetahuan modern tentang awal mula penyakit menular. Peneliti pun menemukan bahwa gejalanya cocok dengan wabah pes yang lazim di era itu. Meski begitu, peneliti mengakui bahwa studi ini cukup terbatas karena kurangnya akses ke tubuh Jenghis Khan, akibat situs pemakamannya yang masih belum diketahui. (*)