MADURA-Video itu direkam warga dan diunggah ke beberapa akun Facebook hingga story WhatsApp. Empat bayi kembar berjenis kelamin 1 laki-laki dan 3 perempuan.
Baca: Video Viral, Ibu di Bangkalan Madura Ini Lahirkan 4 Anak Sekaligus
Dikutip dari akun instagram @ndorobeiii, tampak dalam video warga yang penasaran beramai-ramai melihat bayi kembar diletakkan diatas dipan bambu. Sebagian warga turut mengabadikan momen itu melalui ponselnya.
Baca Juga:Video Viral, Ibu di Bangkalan Madura Ini Lahirkan 4 Anak SekaligusDoni Monardo Positif Corona, Tenaga Ahli BNPB: Belum Divaksin Covid-19
https://www.instagram.com/p/CKXpk2GHRJo/?utm_source=ig_web_copy_link
Dilansir dari radarmadura.jawapos.com, Kepala Puskesmas Kwanyar Mohammad Toha membenarkan di Desa Gunung Sereng ada seorang ibu melahirkan empat bayi kembar. Bayi kembar tersebut merupakan buah hati pasangan Halili, 46, dan Maimunah, 39. ”Kabar dari bidan kami di lapangan, nyawa empat bayi itu sudah tidak tertolong,” katanya.
Menurut Toha, empat bayi kembar itu lahir lebih awal dari perkiraan jadwal lahir. Namun, sebelumnya bidan memang sudah memprediksi bahwa Maimunah bakal melahirkan bayi kembar. ”Karena kembar, tentu kondisi bayi tidak sempurna. Bahkan, untuk berat badan (BB) mayoritas di kisaran 800 gram,” ujarnya.
Dijelaskan, bayi itu lahir di rumahnya pada Rabu lalu (21/1). Dikatakan, sebelum melahirkan, Maimunah datang ke posyandu sebanyak tiga kali. Lalu, disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit. Tapi, keluarga Maimunah tidak berkenan. ”Tanggal 21 Januari pukul 08.00, yang bersangkutan datang ke polindes dengan keluhan,” terangnya.
Berdasar hasil pemeriksaan di polindes, kondisi Maimunah dalam batas normal. Tapi karena tidak ada kontraksi rahim, Maimunah kembali disarankan dirujuk ke puskesmas. Apalagi, detak jantung janin terdengar tidak teratur. ”Tapi, yang bersangkutan lagi-lagi tidak berkenan,” jelasnya.
Toha mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diterima dari bidan setempat, ternyata Maimunah sudah melahirkan empat bayi kembar sekitar pukul 15.00. ”Bayi 1dan 2 meninggal lebih dulu. Sedangkan, bayi 3 dan 4 masih hidup,” ungkapnya.
Ditambahkan, bidan setempat menganjurkan dirujuk ke rumah sakit. Sebab, peralatannya lebih lengkap. Tapi, lagi-lagi keluarga Maimunah menolak. ”Akhirnya dilakukan resusitasi dan manajemen bayi baru lahir, terus dimasukkan dalam inkubator sederhana. Tapi, tidak bertahan lama dan bayi ketiga dan keempat meninggal,” tandasnya. (*)