KOMITE Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mulai mengeringkan perangkat data perekam penerbangan atau flight data recorder (FDR) dari kotak hitam milik Sriwijaya Air (SJ-182).
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt. Nurcahyo mengatakan setelah menemukan perangkat FDR pada Selasa (13/1/2021) dan mengeluarkannya dari kotak air, saat ini modul memori tersebut telah dibersihkan dan masuk ke dalam proses pengeringan dengan oven khusus selama delapan jam. Karena modul memori tersebut terdiri dari muka dan belakang dengan masing-masing selama empat jam.
Modul memori tersebut merupakan bagian dari kotak hitam yang tahan banting tahan benturan sampai 250 G dan tahan suhu sampai dengan 1.000° C selama satu jam.
Baca Juga:Perlu 2 Jam, Pengunduhan Data Black Box FDR Sriwijaya Air SJ182Divaksin Covid Pun Jokowi Pilih Rabu, Begini Komentar Rocky Gerung
“Proses diawali dengan mengeluarkan memori unit tersebut kemudian dibersihkan dari kotoran utamanya dari garam karena pernah terendam di laut. Lalu dibersihkan dengan air suling dilanjutkan dengan alkohol. Setelah dibersihkan dilanjutkan dengan proses pengeringan. Menggunakan oven khusus selama delapan jam,” ujarnya melalui keterangan video melalui dari instagram @warungjurnalis, Rabu (13/1).
Nurcahyo melanjutkan setelah modul kering, pengunduhan data dapat dilakukan dengan menghubungkan memori unit ini dengan FDR yang masih dalam kondisi baik. Adapun, proses ini sama seperti dengan mengunduh data dari memori card atau compact disc (CD) dengan menggunakan pemutar yang masih bagus.
Menurutnya, proses pengunduhan diperkirakan memakan waktu hingga dua jam jika berjalan lancar tanpa kendala.
Sementara itu Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan terkait dengan komponen kotak hitam lainnya yakni rekaman percakapan kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) memang memerlukan proses yang lebih lama ditemukan karena pinger yang melekat pada CVR dalam kondisi terpisah. Penyelaman harus dilakukan lebih.
Soerjanto juga mengharapkan dengan data FDR yang sudah ditemukan bisa melakukan analisa terhadap arah penerbangan SJ-182 yang sebelumnya sempat menuju arah barat laut. (*)