Bobot pesawat modern jauh lebih berat dari pesawat era Wright Bersaudara. Bobot pesawat komersil keluaran Boeing, misalnya, bisa mencapai 78 ton. Meski bobotnya bisa mencapai ribuan kilogram, pesawat tetap mampu naik ke atas karena daya dorong dan angkatnya lebih besar serta menyesuaikan bobot pesawat.
Selain daya dorong dan daya angkat, ada beberapa gaya lainnya yang mengiringi sebuah pesawat terbang di angkasa. Dilansir dari NASA, ketika pesawat terbang melaju, ada gaya hambat udara yang arahnya berlawanan dengan gaya dorong.
Benda yang diam gaya hambat udaranya nol. Tetapi, ketika benda mulai bergerak, gaya hambat udara mulai muncul yang arahnya berlawanan dari gerak benda yang dalam hal ini adalah pesawat. Semakin cepat pesawat bergerak, semakin besar gaya hambat udara. Untuk mengurangi gaya hambat agar tidak membebani kerja mesin yang sedang mendorong adalah dengan menciptakan desain yang aerodinamis.
Baca Juga:Jokowi Jengkel Soal Kasus Impor Gula dan Kedelai, Rizal Ramli: Please deh, Jangan Terlalu Banyak DramaBeredar Rekaman Percakapan Pilot Sriwijaya Air-182, Faktanya
Kemudian ada gaya berat pesawat. Berat adalah kekuatan yang selalu diarahkan ke pusat bumi. Gaya berat adalah kombinasi berat muatan pesawat, awak pesawat, bahan bakar dan isi bagasi. Gaya berat menarik pesawat ke bawah sesuai dengan gaya gravitasi, sehingga gaya berat melawan gaya angkat.
Selama penerbangan, berat pesawat bisa berubah seiring dengan berkurangnya bahan bakar di tangki. Distribusi berat dan pusat gravitasi tentu ikut berubah.
Dari elemen dorong, angkat, hambatan dan berat inilah sebuah pesawat mampu terbang secara sempurna menciptakan keseimbangan. Bahkan jika mesin berhenti bekerja sekalipun, meski sangat jarang terjadi, pesawat masih mampu meluncur.
Untuk mengendalikan agar pesawat bisa bermanuver ke kiri dan kanan, atas dan bawah, ada tiga instrumen yang dipakai pilot selaku pengemudi pesawat. Bilah aileron yang ada di kedua ujung sayap utama digunakan untuk memutar pesawat bergerak ke kiri atau ke kanan.
Bagian ekor pesawat yang disebut rudder juga digerakkan sesuai dengan aileron guna menunjang pergerakan pesawat ke kiri dan ke kanan.
Selanjutnya, ada bilah elevator di bagian sayap belakang yang berfungsi mengontrol naik-turunnya pesawat. Menurunkan elevator berarti membuat pesawat condong ke bawah dan memungkinkan pesawat turun. Sebaliknya, menaikkan elevator membuat pesawat mengarah ke atas.