Ketika mengalami stall atau malfungsi penerbangan, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mulai turun. Data terakhir pesawat yang bisa tercatat berhenti pada ketinggian 250 kaki atau sekitar 76 meter.
“Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air,” kata Soerjanto dalam keterangannya, Selasa, 12 Januari.
Kemudian, berdasarkan data lapangan lain yang didapat KNKT dan KRI Rigel, sebaran wreckage memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300 – 400 meter.
Baca Juga:Sejak Wright Bersaudara, Pesawat Dapat Terbang di Ketinggian 35.000 sampai 42.000 kaki.Jokowi Jengkel Soal Kasus Impor Gula dan Kedelai, Rizal Ramli: Please deh, Jangan Terlalu Banyak Drama
“Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air,” ujar Soerjanto.
Temuan bagian pesawat yang telah dikumpulkan oleh Basarnas, salah satunya adalah bagian mesin, yaitu turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.
https://www.instagram.com/p/CJ8DdonBVCX/?utm_source=ig_web_copy_link
“Kerusakan pada fan blade menunjukan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki,” ungkap dia. (*)