JAKARTA – Basarnas merilis hasil temuan dan evakuasi dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Total ada 20 kantong yang berisi serpihan pesawat dan bagian tubuh dari korban pesawat rute Jakarta Pontianak yang jatuh pada Sabtu, 9 Januari.
https://www.youtube.com/watch?v=gIB2egm7tL8
“Kita mendapatkan 10 kantong yang berisi serpihan atau potongan dari badan pesawat. (Ada) 16 bagian atau potongan besar dari pesawat. 10 kantong jenazah bagian dari korban dan 5 potong pakaian,” ujar Kabasarnas Bagus Puruhito dalam jumpa pers terkini dari Posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu, 10 Januari.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari sekitar pukul 14.40 WIB dan diperkirakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Baca Juga:Dalam Pencarian Korban dan Puing Sriwijaya Air, Tim Yontaifib Marinir TNI AL Temukan KTP Yaman ZaiPVMBG Ungkap Penyebab Longsor Sumedang, Adanya Pelapukan Sejumlah Jenis Bebatuan
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Tim gabungan telah menemukan sejumlah bagian tubuh manusia dalam proses search and rescue (SAR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Hingga Minggu, 10 Januari, pukul 15.00 WIB, tim telah mengumpulkan enam kantong berisi bagian tubuh manusia.
Seluruh potongan tubuh manusia yang ditemukan akan diserahkan kepada tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk diidentifikasi. Selain potongan tubuh, tim Kopaska TNI AL dan gabungan tim penyelam juga menemukan potongan pakaian, termasuk milik anak-anak.
Hingga Minggu siang, 10 Januari, Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta telah menerima 12 data keluarga korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Keluarga dari 12 korban juga telah menjalani serangkaian pemeriksaan di posko ante mortem.
Pemeriksaan yang dimaksud adalah pengambilan sampel DNA, sidik jari, hingga gigi. Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri juga mengumpulkan data sekunder, seperti rekam medis atau properti yang memiliki keterkaitan dengan identitas korban.
Ada 51 ahli yang dilibatkan dalam proses identifikasi. Selain data-data dari keluarga korban, tim DVI RS Polri juga akan mengumpulkan nomor kursi dan rekaman kamera pengawas.