REKAMAN telepon Trump sekilas mengingatkan pada skandal Watergate yang menimpa Richard Nixon nyaris lima dekade silam. Presiden AS ke-37 itu undur diri tahun 1974, tepat di tengah-tengah periode kedua pemerintahannya. Kejadian di Watergate, termasuk rekaman percakapan yang ikut menjatuhkan Nixon, jauh lebih kompleks dibandingkan dengan drama pilpres Trump.
Skandal Watergate bermula dari penangkapan lima orang pria yang menyusup ke dalam markas besar Partai Demokrat di kompleks Watergate, Washington DC. Penyusupan itu terjadi pada masa-masa menjelang pilpres 1972, yang kelak dimenangkan kembali oleh Nixon.
Duo wartawan The Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein, berusaha menyusuri insiden tersebut. Berkat bantuan informan FBI yang kala itu dirahasiakan dengan nama “Deep Throat”, para wartawan berhasil menarik benang merah penyusupan Watergate dengan pemerintahan Nixon.
Baca Juga:Skandal Trumpgate, Rekaman Komunikasi Presiden AS ke-45 dengan Menlu Negara Bagian GeorgiaAngka Fantastis, Bandar Narkoba Punya Aset Senilai Rp25,52 Miliar
Salah satu pemberitaan Woodward dan Bernstein turut menyinggung nama H.R. “Bob” Haldeman, Kepala Staf Gedung Putih, sebagai salah satu pihak yang ikut berperan dalam pengelolaan dana kampanye Nixon untuk memata-matai lawan politik. Pada waktu bersamaan, Nixon terus mengelak keterlibatannya dalam kasus Watergate, terlepas mulai banyak isu mencuat tentang kampanye kotor oleh tim pemenangannya.
Satu per satu, orang-orang di dekat Nixon mulai dijatuhi hukuman karena berusaha menghalangi jalannya investigasi. Terungkap pula Nixon punya banyak rekaman pembicaraan dengan staf-stafnya, yang tidak semuanya ia serahkan ke pengadilan. Ketika akhirnya tekanan pemakzulan semakin kuat pada 1974, Nixon pun menuruti perintah Jaksa Agung AS untuk menyerahkan rekaman pembicaraan yang selama ini diklaimnya hilang.
Rekaman percakapan yang dilakukan beberapa hari setelah kasus penyusupan Watergate itu mengungkap persetujuan Nixon terhadap rencana kepala stafnya, Haldeman, untuk menghalang-halangi investigasi FBI. Terbukti sudah bahwa Nixon turut punya andil dalam menghambat proses peradilan. Akhirnya, Nixon mengundurkan diri dari kursi presiden dan digantikan oleh Wapres Gerald Ford, yang tak lama kemudian memberikan Nixon ampunan agar kelak ia tidak diadili. (*)