SEORANG nelayan menemukan serpihan benda logam alumunium di Teluk Ranggau, Desa Sei Cabang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Minggu (3/1).
Masyarakat sekitar menduga bahwa serpihan benda logam aluminium tersebut adalah bagian dari badan pesawat milik AirAsia yang dulu mengalami kecelakaan. Nelayan tersebut kemudian melaporkan temuan kepada pemerintah setempat untuk dapat diselidiki lebih lanjut.
Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia dengan kode penerbangan QZ8501 hilang kontak di antara Pulau Belitung dan Pulau Kalimantan.Menanggapi isu yang berkembang di masyarakat, pada 4 Januari 2021, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengirimkan tim identifikasi guna memastikan identitas pesawat tersebut.
Baca Juga:Usai Drone China, Polisi Selidiki Serpihan Diduga Bangkai Pesawat di Perairan KumaiHindari Sea Glider, TNI AL Perketat Pengawasan Wilayah Perairan Indonesia
Tim KNKT yang terdiri dari Apib KWW Prayogi dan Ir. Masruri yang merupakan tenaga ahli berkoordinasi dengan Basarnas, Danlanud, Dandim, Lantamal, Kapolres, KSOP Kumai, Kepala UPBU Iskandar, Airnav Indonesia, dan Pengelola Taman Nasional Tanjung Puting melakukan identifikasi terkait temuan benda yang diduga menyerupai serpihan pesawat.
“KNKT menyatakan bahwa serpihan benda tersebut kemungkinan berasal dari benda antariksa yang bukan bagian dari badan pesawat terbang transportasi,” kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono lewat keterangan persnya, Jumat (8/1).
Soerjanto menyampaikan berdasarkan informasi dari tim yang bertugas menegaskan bahwa serpihan benda asing tersebut bukan bagian dari rangka pesawat terbang dan sejauh ini semuanya dalam kondisi aman.
“Dalam artian, benda tersebut tidak mengandung radiasi. Tim KNKT juga telah menyiapkan penanganan terhadap benda tersebut jika nanti ditemukan ada unsur radiasi di dalamnya,” katanya.
Soerjanto juga menghimbau kepada masyarakat agar hal tersebut tidak dijadikan “destinasi wisata” selain agar proses identifikasi dapat dilakukan dengan baik, hal tersebut juga demi keselamatan bersama.
Selanjutnya, KNKT akan berkoordinasi dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) untuk melakukan penyelidikan lebih jauh apabila memang benar bahwa serpihan benda tersebut merupakan bagian dari badan roket milik China.
“Selain itu, terkait benda yang juga ditemukan tidak jauh dari serpihan misterius yang berjarak ±500 meter berupa lifevest dan wearpack bertuliskan Yuan Wang Hai Panama, masih dalam proses penelusuran lebih lanjut. KNKT belum bisa memastikan apakah kedua benda itu ada kaitannya dengan serpihan benda asing yang diduga roket milik China tersebut,” tutupnya. (*)