JAKARTA-Beredar gambar kemasan vaksin COVID-19 buatan Sinovac di media sosial. Dalam kemasan yang didominasi warna putih dan oranye tersebut terdapat tulisan ‘only for clinical trial’ atau artinya hanya untuk uji klinis.
Selain itu, dalam kemasan yang beredar tersebut, juga tertulis SARS-CoV-2 Vaccine (Vero Cell) Inactivated dengan ukuran 0,5 ml.
Merespon hal tersebut, Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto menegaskan bahwa gambar kemasan vaksin COVID-19 buatan Sinovac yang sempat viral di media sosial itu sama sekali tidak benar.
Baca Juga:Temuan Drone Laut Milik China, Bakamla: Belum Punya Sensor Bawah LautSoal Drone Laut Tiongkok, Legislator: Terlepas Apakah Ada Hubungan Bilateral Ekonomi, Jangan Loyo Pada China
“Pemberitaan yang menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 yang akan digunakan adalah vaksin untuk uji klinis atau only for clinical trial sebagaimana yang tertulis pada kemasan vaksin adalah tidak benar,” tegas Bambang dalam konferensi pers secara daring, Minggu (3/1/2020).
Bambang menegaskan program vaksinasi yang akan dilakukan kepada seluruh masyarakat nantinya hanya akan menggunakan vaksin yang telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (UEA) dari BPOM. Oleh karena itu, kemasan vaksin yang akan digunakan pun akan berbeda dengan kemasan vaksin untuk uji klinis.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, kemasan vaksin COVID-19 untuk uji klinis menggunakan kemasan prefilled syringe (PFS) yang berisi vaksin dan jarum sutik dalam satu kemasan. Sedangkan yang nanti akan digunakan untuk program vaksinasi dikemas dalam bentuk vial single dose atau ampul dosis tunggal.
“Jadi ada perbedaan. Dan sudah pasti tidak ada penandaan only for clinical trial. Karena sudah mendapatkan izin penggunaan dari BPOM,” kata Bambang.
Selain itu, Bambang juga meluruskan soal kandungan vero cell dalam vaksin, seperti kabar yang beredar. Dia mengatakan, dalam vaksin yang akan digunakan dipastikan tidak mengandung vero cell.
Vero cell atau sel vero merupakan media kultur berkembang biaknya virus untuk proses multiplikasi virus sebagai bahan baku vaksin. Setelah mendapatkan jumlah virus yang cukup, maka vero cell akan dipisahkan dari media pertumbuhannya.
“Sel vero ini tidak akan ikut atau terbawa sampai dengan proses akhir pembuatan. Dengan demikian, pada produk akhir vaksin tidak lagi mengandung sel vero tersebut,” papar Bambang.