Selain itu, partisipasi Indonesia dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) baru yang ditandatangani pada 15 November “akan menjadikan Indonesia zona perdagangan yang sangat menguntungkan bagi perusahaan Israel yang ingin memperluas pasar mereka, membuka peluang yang tidak mungkin terjadi beberapa tahun lalu,” tegas Majerowicz.
RCEP adalah perjanjian perdagangan bebas besar-besaran yang menghubungkan ekonomi lima mitra regional yaitu Australia, China, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan dengan 10 anggota ASEAN: Indonesia, Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
“Fakta bahwa Indonesia memiliki populasi yang begitu muda juga merupakan keuntungan besar,” tutur Majerowicz, dikutip dari The Times of Israel. “Kami harus berpikir strategis. Lebih banyak orang memiliki akses ke teknologi dan multimedia. Orang-orang tersebut memiliki lebih sedikit persepsi tentang dunia lama, di mana Israel dianggap sebagai sosok jahat.”
Baca Juga:Ledakan Bom Mobil Natal Nashville, Kemenlu: Tidak Ada WNI yang Jadi KorbanSatgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalbar Larang Terbang AirAsia Imbas Temuan Penumpang Covid
Israel-Asia Center menyatakan bahwa para alumninya telah mendapatkan setidaknya investasi US$200 juta dalam ekonomi Israel sejak didirikan, sebagian besar dari jumlah itu dalam tiga tahun terakhir saja. Sejak 2011, organisasi nirlaba itu telah melatih para pemimpin muda dari Israel dan seluruh Asia untuk menjadi pemimpin melalui Israel-Asia Leaders Fellowship. Para lulusannya telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi hubungan Israel dan kawasan Asia.
Saat ini Israel-Indonesia Futures 100 persen bekerja secara online. Program itu terdiri dari seminar dan lokakarya interaktif, dengan para pembicara tamu terkenal dari kedua negara yang akan saling mengeksplorasi ekonomi dan budaya satu sama lain. Para peserta juga akan mengeksplorasi perdagangan bilateral yang telah ada, yang merupakan pasar yang bergeser dan potensi pertumbuhan dalam perdagangan dan investasi, selain pemikiran kreatif dan inovatif serta kepemimpinan di saat krisis dan bagaimana mengenali hikmahnya.
“Fakta bahwa mereka menarik begitu banyak minat dari Indonesia sangatlah fantastis,” tandas Majerowicz. Ia mencatat bahwa Israel-Asia Center telah melatih hampir 100 pemimpin muda dari 14 negara termasuk Indonesia dan Malaysia, tidak ada satu pun yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Para peserta juga berasal dari China, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Vietnam, India, Mongolia, Nepal, dan Filipina.