JAKARTA-Peneliti Brasil mengatakan tingkat kemanjuran vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China lebih dari 50 persen berdasarkan data uji klinis. Namun hasil lengkapnya belum dilaporkan karena permintaan perusahaan, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang transparansi vaksin buatan Sinovac ini.
Brasil adalah negara pertama yang menyelesaikan uji coba tahap akhir vaksin buatan Sinovac, yang disebut CoronaVac, tetapi peluncuran hasilnya, yang semula ditetapkan pada awal Desember, sudah tiga kali ditunda.
Penundaan terbaru ini menjadi pukulan bagi China, yang sedang berlomba untuk mengejar ketertinggalan dari produsen-produsen obat Barat, sekaligus menambah kritik jika pembuat vaksin China kurang transparan. Hal ini juga kemungkinan akan meningkatkan skeptisisme terhadap vaksin China di Brasil.
https://twitter.com/jdoriajr/status/1341930148090753024?s=20
Baca Juga:Menteri Agama: Selamat Natal untuk umat KristianiBerangus Mafia Tanah, DPR Sarankan BPN Gandeng KPK
Melansir ABC News, Kamis (24/12/2020), Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang dikenal meragukan vaksin virus korona, mengatakan dia tidak akan disuntik vaksin COVID-19 dan berulang kali mempertanyakan vaksin China berdasarkan “asal-usulnya”. Sebuah jajak pendapat awal bulan Desember kemarin menunjukkan setengah dari warga Brasil sekarang menolaknya.
Pejabat dari Institut Butantan yang dijalankan oleh pemerintah negara bagian Sao Paulo menolak untuk memperinci tingkat kemanjuran dari uji coba klinis yang mereka pimpin dengan melibatkan 13.000 sukarelawan, dengan alasan kewajiban kontrak dengan Sinovac.
Namun mereka mengatakan vaksin itu cukup efektif melawan virus korona sehingga disetujui untuk penggunaan darurat di Brasil. Regulator kesehatan Anvisa telah menetapkan tingkat kemanjuran setidaknya 50 persen untuk vaksin dalam pandemi.
“Tujuan kami adalah [tingkat kemanjuran yang] lebih dari 50%. Jika hasilnya 51%, [data] itu akan menjadi penting bagi kami, terutama karena kita hidup dalam krisis kesehatan,” kata Sekretaris Kesehatan Sao Paulo, Jean Gorinchteyn.
“Bagi kami, ini akan menjadi momentum yang patut dirayakan.”
Para pejabat Brasil mengatakan Sinovac meminta mereka untuk menunda merilis data kemanjuran vaksin sampai 15 hari ke depan, terhitung mulai Rabu, 23 Desember 2020 Sementara pada rentang waktu tersebut perusahaan mengkonsolidasikan data dari uji coba secara global. Sinovac tidak menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Reuters.
https://twitter.com/Reuters_Health/status/1341960585941024768?s=20