Bagaimana Amerika Serikat dan Korea Selatan menangani fasilitas bawah tanah ini di masa perang? Pertama, mereka harus menemukan fasilitasnya terlebih dahulu. Fasilitas-fasilitas itu sulit dikenali melalui satelit. Mengumpulkan informasi dari para pembelot mungkin adalah cara terbaik untuk mempelajarinya di masa damai, The National Interest mencatat.
Setelah perang dimulai, intelijen sinyal akan menangkap transmisi radio dari lokasi bawah tanah yang sebelumnya tidak diketahui, pasukan musuh akan berhamburan dari posisi tersembunyi atau pintu masuk terowongan, sementara radar anti-baterai artileri akan memperbaiki posisi HARTS. Kemungkinan besar, meskipun ada persiapan sebelumnya, banyak dari posisi tersebut akan mengejutkan AS dan Korsel.
Begitu ditemukan, ada tiga cara untuk menangani situs bawah tanah tersebut. Cara pertama dan teraman untuk menanganinya adalah dengan mengebom mereka dari atas. Langkah itu menghadirkan risiko paling kecil bagi pasukan sekutu, tetapi juga akan terbukti sulit untuk menentukan apakah serangan udara atau artileri memiliki efek yang tepat sasaran. Penggunaan bom atau peluru artileri dapat menyebabkan runtuhnya gua yang mencegah pasukan sekutu memasuki kompleks bawah tanah dan memanfaatkan informasi intelijen yang ditemukan di dalamnya.
Baca Juga:Rumah Wartawan Kantor Berita RMOLJatim yang Bertugas di Jakarta Disatroni Orang Tak DikenalTiba di Gedung Merah Putih, Istri Edhy Prabowo Berkerudung Biru Penuhi Panggilan Penyidik KPK
Menurut laporan The National Interest, pilihan lainnya adalah dengan hanya menempatkan pasukan di luar terowongan dan menembak siapa saja yang berkeliaran di luar. Meskipun juga merupakan pilihan yang lebih aman, kompleks bawah tanah akan selalu memiliki beberapa pintu keluar. Terowongan yang diperintahkan Kim Il-sung untuk digali masing-masing memiliki 4 atau 5 titik keluar. Cara paling tepat untuk menangani terowongan adalah dengan memasukinya. Sejauh ini, langkah itu akan menjadi cara paling efektif untuk menghadapi pertahanan rezim, tetapi juga yang paling berbahaya.
Kekalahan Korea Utara dalam skenario masa perang sudah pasti, tetapi markas bawah tanah, benteng, dan gudang pasukannya memiliki potensi untuk tidak hanya meningkatkan kemampuan Tentara Rakyat Pembebasan Korea Utara untuk melakukan serangan mendadak, tetapi juga untuk memperpanjang perang dan mengacaukan teknologi canggih angkatan bersenjata musuhnya.
The National Interest mencatat, tempat penampungan bawah tanah seperti itu, di mana pun mereka berada, kemungkinan besar akan menjadi tempat fase akhir perang, ketika rezim didorong ke bawah tanah oleh pasukan sekutu yang bergerak cepat. Hanya dengan begitu, Barat akan menemukan jangkauan sebenarnya dari kerajaan bawah tanah Korea Utara yang luas. (*)