JAKARTA-Sakti Wahyu Trenggono masuk radar salah satu bakal calon menteri dalam rencana perombakan kabinet yang dimungkinkan dalam waktu dekat akan dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Belum ada yang tahu pasti posisi apa yang bakal ditempati Wakil Menteri Pertahanan ini, namun namanya banyak disebut-sebut bakal menggantikan Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Siapakah Sakti Wahyu Trenggono? Di jagat perpolitikan Tanah Air, namanya memang tidak asing. Selain posisinya yang cukup mentereng saat ini sebagai Wakil Menteri Pertahanan mendampingi Prabowo Subianto, Sakti wahyu Trenggono juga merupakan mantan bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Sebelum diangkat menjadi Wamenhan, kala itu, namanya bahkan disebut-sebut sebagai calon kuat Menteri BUMN. Maklum, selama ini sosok ini dikenal cukup dekat dengan Presiden Jokowi. Selain itu, posisinya di TKN Jokowi-Ma’ruf kala itu juga cukup strategis sebagai bandahara.
Baca Juga:Bandara Soetta Padat Gegara Rapid Test Antigen, Warganet KesalKPK Kawal Penggunaan Anggaran Vaksinasi Pandemi Covid-19
Dikutip dari Wikipedia, sosok kelahiran Semarang, 3 November 1962 itu selain sebagai politisi, juga sebagai pengusaha papan atas nasional. Ia sempat menjadi bendahara Partai Amanat Nasional dari 2009 sampai sekitar tahun 2013 saat ketua umum partai kala itu dijabat Hatta Rajasa.
Kedekatannya dengan Jokowi juga sudah terjalin cukup lama. Bahkan, Sakti Wahyu Trenggono menjadi bendahara tim pemenangan Jokowi sejak mantan gubernur DKI Jakarta itu masih berkiprah di Solo sebelum akhirnya maju ke Jakarta dan tingkat nasional sebagai presiden.
Sebagaimana dikutip berita.radarcirebon.com dari laman Kementerian Pertahanan, Sakti merupakan lulusan Sarjana Teknik Industri dan Magister Manajemen dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pria kelahiran 1962 itu memulai karirnya di Federal Motor.
Pada 1992, ia naik jabatan menjadi General Manager di Astra Group, salah satu konglomerasi industri otomotif terbesar di Indonesia.
Sakti mulai bersinggungan dengan birokrasi usai menjadi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Induk Koperasi Unit Desa (INKUD) pada 1995 hingga 1997.
Tiga tahun kemudian, ia menjadi Direktur Utama (Dirut) Indonesian Tower (PT. Solusindo Kreasi Pratama) sampai 2009.
Perusahaan telekomunikasi yang dipimpinnya di kemudian hari terafiliasi pada PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG).