JAKARTA-Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM. Hendropriyono menegaskan, Abubakar Baasyir (ABB) dan Muhammad Rizieq Shihab (MRS) dalam tahanan saat ini dapat dimanfaatkan para politikus tertentu untuk mengail di air keruh. Demikian status instagramnya dengan judul ‘Pesan untuk Hadapi Manuver Pro Radikalisme’
https://www.instagram.com/p/CIwfC3iA3Aq/?utm_source=ig_web_copy_link
“Mereka akan (bahkan sudah mulai) mengambil kesempatan ini untuk kepentingan politik pribadinya,” kata Hendropriyono di akun Instagramnya yang dilihat berita.radarcirebon.com, Senin (14/12/2020).
Baca Juga:Edy Mulyadi Dipanggil Mabes Polri Setelah Reportase dari KM 50 Tol Jakarta-CikampekYouTube dan Gmail Down, Begini Penjelasan Google
“Jangan sampai manuver-manuver mereka yang menyesatkan itu, memperbudak pikiran kalian terutama dari generasi muda,” tambahnya.
Yang perlu dipahami, lanjutnya, jika terorisme merupakan pohon, maka akarnya adalah radikalisme. Radikalisme dikembangkan oleh ABB yang kini dalam penjara dan ternyata didukung oleh MRS.
“Dengan ditangkapnya imam Front Pembela Islam (FPI) tersebut saya perlu mengingatkan kepada segenap komponen bangsa. Kepada anak-anak kita kaum muda bangsa agar segera sadar dan kembali kepada dirimu sendiri. Jangan mau terus dipengaruhi untuk berbuat syirik,” tegasnya.
Hendropriyono mengingatkan generasi muda untuk berhenti keluar rumah, turun ke jalan, mengamuk melampiaskan emosi, yang sebenarnya tidak ada gunanya bagi kamu semua. “Jangan sampai terperangah oleh provokasi siapapun. Berhentilah berbuat yang merusak nasibmu sendiri, menggelapkan masa depan anak-anak dan keturunanmu sendiri,” ungkapnya.
Mari kita berdoa, semoga Tuhan YME memberikan petunjukNya kepada kita, sebagaimana yang diberikan kepada mereka yang telah memperoleh petunjuk, sehingga negara mereka kini maju sebagai bangsa adidaya di dunia. Yang kita harap-harapkan adalah mendapat ridho, perlindungan dan kasih sayang.
Mengutip kata KH Mustofa Bisri, lanjutnya, berhentilah mempertuhankan dirimu sendiri, dengan mengadili orang lain sebagai berbuat ma’ruf atau munkar. Berhentilah membenci, menyakiti atau menghukum orang lain.
“Mereka adalah mahluk ciptaan Allah, bukan ciptaan kamu. Kalian dan tak seorang pun dari kita pernah mendapat mandat dari Allah, tidak juga dari hukum negara atau mandat dari rakyat Indonesia. Kalian hanya terjebak oleh para politikus, yang menyalahgunakan keimananmu,” paparnya.