JAKARTA-Pengusaha Tommy Sumardi mengungkapkan rincian proses penyerahan uang suap kepada dua orang perwira tinggi (pati) Polri.
Keduanya yakni mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Inspektur Jenderal Napoleon dan bekas Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan (Kakorwas) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Bareskrim Polri Brigjen Prasetijo.
“Penyerahan uang mulai 27 April 2020. Saya ditelepon Pak Joko Tjandra, bertanya saya di mana, dia katakan ‘you ke dekat Mabes Polri saja, nanti ada orang saya, kurir mengarah ke rumah makan Merah Delima,” kata Tommy dalam sidang pemeriksaan terdakwa di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, dikutip Antara, Selasa, 8 Desember.
Baca Juga:Krasnaya Zvezda: 3.600 Pesawat Tempur dan 1.300 Pesawat Mata-Mata Asing Dekati Perbatasan RusiaParkir Sembarangan, Mobil Digembok dengan Motor Si Pengemudi Marah-Marah
Tommy dalam perkara ini didakwa menjadi perantara suap dari Joko Tjandra kepada Irjen Napoleon Bonaparte senilai 200 ribu dolar Singapura dan 270 ribu dolar AS dan Brigjen Prasetijo Utomo sebesar 150 ribu dolar AS.
Selanjutnya Tommy bertemu dengan kurir Joko bernama Nurdin. Saat itu Nurdin memberikan plastik hitam berisi amplop yang ketika dibuka Tommy berisi 100 ribu dolar AS dalam pecahan 100 dolar.
“Lalu saya telepon Pak Prasetijo, saya bilang mau ke Pak Napo, katanya Pras ‘OK saya ke sana Ji (haji), ketemu di parkiran TNCC,” ungkap Tommy,
Saat tiba di parkiran TNCC Mabes Polri, Prasetijo lalu naik mobil Aplhard putih yang ditumpangi Tommy dan mobil bergerak ke lobi TNCC. Saat itu Tommy mengaku sudah menelepon Napoleon untuk memberikan uang 100 ribu dolar AS.
“Dia duduk di sebelah sini. Duit saya geletakin, dia katakan ‘Banyak banget ji, uang apa ini?’. Saya bilang untuk Pak Napo (Napoleon). ‘Wah bagi saya separuh’, diambil. Saya bilang ‘Jangan Pras, nanti dia marah’. Katanya ‘Nggak, nggak, dia Abang saya’,” cerita Tommy.
Tapi setelah keduanya di ruangan Napoleon di lantai 11 TNCC, Napoleon marah karena hanya melihat uang 50 ribu dolar AS.
“Ah apa ini segini gak sesuai, kata Pak Napo, dia marah-marah, saya keluar. Pras juga keluar,” imbuh Tommy.
Baca Juga:5 Film yang Diangkat dari Kisah Nyata Tentang TerorismeHaris Rusly Moti: Saya Ingin tahu, Apakah Presiden Jokowi Tahu atau Tidak Penembakan Enam Warga Negara?
Uang sisa 50 ribu dolar AS itu pun dibawa oleh Prasetijo. Selanjutnya pada 28 April 2020, Joko Tjandra kembali menelepon Tommy dan meminta agar Tommy datang ke Hotel Mulia dan bertemu sekretarisnya Sisca untuk mengambil uang 200 ribu dolar Singapura dalam pecahan 1.000 dolar.