JAKARTA-Aktivis Haris Rusly Moti mencermati tewasnya enam laskar Front Pembela Islam (FPI) dalam bentrokan dengan polisi di ruas Jalan Tol Cikampek pada Senin (7/12/2020) dini hari kemarin.
“Sobat, sebagai warga negara, saya ingin tahu, apakah Presiden @jokowi tahu atau tidak penembakan terhadap enam warga negara?” kata Haris di akun Twitternya @motizenchannel yang dilihat berita.radarcirebon.com, Selasa (8/12/2020).Â
https://twitter.com/motizenchannel/status/1336307476577206273?s=20
Hingga kini, dirinya tak yakin Polda Metro yang lakukan operasi itu. Haris menduga ada unsur di dalam kekuasaan yang memainkan skenario itu. Untuk ia mendesak untuk segera membentuk tim independen.
Baca Juga:Polisi Pastikan Senpi Rakitan Kaliber 9mm Milik Pengawal HRSKodam Jaya Menjawab Pernyataan Muhammadiyah Terkait Dugaan Keterlibatan TNI Tangani Pasca Insiden Bentrok Polri-FPI
“Sobat, operasi intelijen itu bekerja bikin sebab. Menurut analisa, penembakan terhadap 6 anggota Laskar FPI bisa saja rekayasa sebab. Akibat yg dituju, agar laskar & simpatisan Bung Rizieq jadi ngamuk. Lalu negara umumkan perang lawan FPI. Lupa dech korupsi & pengkhianatan rezim,” tegasnya.Â
https://twitter.com/motizenchannel/status/1336270242608103425?s=20
Di sisi lain, ia mengkritik wakil rakyat yang berada di gedung parlemen di Senayan Jakarta  yang acuh dengan insiden penembakan enam anggota FPI tersebut.Â
https://twitter.com/motizenchannel/status/1336325072080969729?s=20
“Sobat anggota MPR, DPR dan DPD-RI, jangan kebanyakan main medsos, jangan hanya bisanya nge twit & pidato berkobar kobar di ILC & acara talk show lainnya. Anda diperintah konstitusi untuk memperjuangkan hak rakyat di parlemen, bicara di parlemen, gunakan fungsi anda di parlemen,” jelasnya. (*)