https://twitter.com/BallouxFrancois/status/1335162464745492480?s=20
Sinopharm menargetkan memulai pemasaran pada Desember 2020. Sinopharm sendiri telah menyanggupi 15 juta dosis vaksin tahun ini.
4. Sinovac
Selain Sinopharm, Indonesia menjalin kerja sama penyediaan vaksin dengan perusahaan biofarmasi China lain, yakni Sinovac Biotech Ltd. Dalam kerja sama ini, Indonesia dan Sinovac bekerja sama dengan Bio Farma untuk mengembangkan vaksin di Tanah Air.
https://twitter.com/andreasharsono/status/1335456370049523713?s=20
Vaksin itu diprediksi bakal dijual seharga Rp200 ribu di Indonesia. Sinovac sendiri telah menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020.
Baca Juga:Pemprov DKI Kembali Memperpanjang PSBB Transisi hingga 21 DesemberSandiaga Uno: Istri Saya Nur Asia Uno Positif Covid-19
Dalam kerja sama itu, Sinovac memiliki komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin pada pekan pertama November. Sementara, 1,5 juta dosis vaksin lagi akan dikirim pada pekan pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.
5. Moderna
Vaksin satu ini adalah buatan Amerika Serikat (AS). Perusahaan farmasi yang berbasis di Cambridge, Massachusetts telah mengajukan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 kepada otoritas kesehatan AS dan Food and Drugs Administration (FDA).
Uji klinis tahap 3 yang dilakukan Moderna mendapati bahwa vaksin mereka efektif hingga 94,1 persen dalam melawan virus corona. Namun, sejatinya angka itu lebih rendah ketimbang analisis yang dilakukan sebelumnya, 16 November, di mana efektivitas vaksin mencapai 94,5 persen.
https://twitter.com/NYTHealth/status/1335598720243683332?s=20
6. PFizer/BioNTech
Perusahaan farmasi AS, Pfizer bekerja sama dengan BioNTech, perusahaan Jerman dalam proyek pengembangan vaksin ini. Kedua pihak mengklaim vaksin mereka ampuh mencegah virus corona hingga 90 persen.
Yang paling penting, kedua pihak juga menyatakan vaksin tak memiliki efek samping berbahaya. Pfizer memiliki ambisi besar dalam proyek vaksin.
Mereka menargetkan menjadi sepuluh kandidat vaksin yang disertakan dalam pengujian tahap akhir di seluru dunia. Empat pengujian itu tercatat dilakukan di AS.
Menurut catatan, Pfizer/BioNTech adalah perusahaan farmasi pertama yang merilis data penelitian vaksin terhadap 94 sukarelawan. Hasil penelitian itu dipandang cukup menjanjikan. (*)