Pembunuhan itu juga telah menggerakkan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk mengambil posisi garis keras, yang selaras dengan suasana kemarahan bangsa yang ingin membalas dendam.
Lebih luas lagi, pembunuhan itu mungkin telah membuka babak baru dalam ketegangan regional, terutama jika Iran memenuhi janjinya untuk membalas dendam dan melancarkan serangan terhadap Israel.
Tidak dapat dikesampingkan bahwa perang Iran-Israel dapat segera terjadi dan dengan cepat menyeret negara lain, dalam hal ini Iran bahkan dapat menggunakan langkah-langkah seperti memblokir Selat Hormuz, dan menggunakan proxynya seperti Houthi di Yaman untuk menargetkan Saudi dan instalasi minyak UEA, Kaveh Afrasiabi memaparkan.
Baca Juga:Ada 59.514 Berkas Kasus Piutang Negara Nilainya Rp 75,3 triliun, DJKN: Belum TertagihManchester United Bidik Tiga Poin di Markas West Ham United
Sekarang ada perdebatan di dalam Iran tentang apa yang akan menjadi tanggapan yang tepat dan proporsional terhadap pembunuhan di negaranya. Seiring Iran mempertimbangkan pilihannya, kepentingannya kemungkinan besar akan terlayani dengan baik dengan mengejar pilihan hukum dan politik, termasuk melalui Pengadilan Kriminal Internasional dan Dewan Keamanan PBB.
Namun Teheran hampir pasti akan mengintensifkan program nuklirnya, dengan mengurangi kerja sama dengan IAEA dan melanjutkan sejumlah skenario pembalasan, yang mendorong kawasan itu ke dalam era baru konflik regional, tandas Kaveh Afrasiabi. (*)