JAKARTA-Kapolri Jenderal Idham Azis kembali mengambil kebijakan strategis empat hari pascapembantaian empat warga di Dusun 5 Lewonu Desa Lemban Tongoa, Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng, Jumat (27/11/2020).
Idham memerintahkan Kapolda Sulteng Irjen Abdul Rakhman Baso untuk berkantor di Poso. Hal ini dimaksudkan guna mengintensifkan pengejaran kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora.
Desa Lemban Tongoa memang berada di pegunungan yang berdekatan dengan Poso. Jika ditarik garis maka Desa Lemban Tongoa berada di selatan Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso.
Baca Juga:Gempa Guncang Selat Sunda Ini Dirasakan Hingga Bandar LampungPolri Sebar Foto 11 DPO Kelompok Ali Kalora
Sejak lama kawasan Poso Pesisir Utara dan pegunungan Biru menjadi tempat gerilya teroris MIT yang kini diperkirakan tinggal 10-11 orang.
“Perintah Kapolri hari Selasa 1 Desember 2020, Kapolda Sulteng berkantor di Poso dan di-back up oleh tim terbaik Bareskrim Polri,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo, Rabu (2/12/2020).
Selain itu Satgas Tinombala—yang merupakan gabungan aparat TNI-Polri— terus melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT. Tim Densus 88, pasukan TNI, dukungan drone serta intel juga dikerahkan guna membantu proses pengejaran.
“Pasukan satgas Operasi Tinombala (mengepung) ke wilayah Desa Lembahtongoa, Sausu, Salatanga,” tambah Argo.
Selain memburu MIT, aparat gabungan juga melakukan trauma healing kepada warga pascaaksi teror mengerikan itu. Penempatan personel Brimob di tiga lokasi di areal transmigrasi Desa Levonu Sigi juga dikerahkan guna memberikan rasa aman kepada warga.
Seperti diberitakan jaringan MIT beraksi menghabisi satu keluarga berjumlah empat orang di Sigi.
Mereka adalah kepala keluarga bernama Yasa. Korban lainnya adalah istri Yasa, putri Yasa, dan menantu Yasa.
Baca Juga:Beredar Video Ancam Petinggi FPI Habib Rizieq ShihabJabar Zona Merah, Ridwan Kamil: Tahan Diri Tidak ke Bandung Raya
Para korban dipenggal kepalanya dan enam rumah dibakar termasuk rumah yang dijadikan tempat ibadah atau pelayanan umat. Sebanyak 40 kilogram beras korban juga diambil.
Dari lima saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 orang, di antaranya tiga orang membawa senjata api (laras panjang satu dan dua senpi genggam).
Saat saksi diperlihatkan foto DPO teroris MIT, mereka menyakini bahwa identitas 3 orang tersebut adalah kelompok Ali Ahmad alias Ali Kalora.