JAKARTA-Muslim Shahdan, komandan senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), tewas pada Senin (30/11) dalam serangan udara di sepanjang perbatasan Suriah-Irak, menurut sumber lokal.
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan itu, di mana pesawat tempur tak dikenal menargetkan komandan tersebut dan tiga pengawalnya, di dekat sebuah desa di provinsi Deir ez-Zor timur Suriah.
Serangan itu dilakukan beberapa hari setelah pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh, EurAsian Times melaporkan.
Deir ez-Zor adalah penghubung utama antara Iran dan Lebanon.
Baca Juga:Jelang Milad GAM, Polda Aceh Tingkatkan PatroliTolak Penghormatan Maradona, Pesepak Bola Putri Spanyol Ini Terima Ancaman Pembunuhan
Jaringan pipa dan jalur perdagangan dari Irak dan Yordania juga melewati provinsi tersebut.
Dengan bantuan Rusia dan milisi yang didukung Iran, bagian tengah dan barat Deir ez-Zor jatuh ke tangan rezim Suriah Bashar al-Assad, setelah teroris ISIS mundur dari wilayah tersebut pada November 2017.
Presiden Iran Hassan Rouhani, kiri, mendengarkan kepala Korps Garda Revolusi Islam Iran Jenderal Hossein Salami pada parade militer yang menandai peringatan 39 tahun awal perang Iran-Irak. (Foto: Kantor Kepresidenan Iran)
Mayoritas milisi asing yang didukung Iran yang berjuang untuk pasukan rezim Assad berada di Deir ez-Zor. Kelompok-kelompok ini (yang beroperasi di antara populasi mayoritas Sunni) dipimpin oleh IRGC.
Mereka mengadakan pendidikan agama berbasis sekte di wilayah yang didominasi Sunni, di mana mereka juga mengawasi pembukaan pusat-pusat ibadah Syiah.
Deir ez-Zor, yang berbatasan dengan tepi timur Sungai Efrat, saat ini berada di bawah kendali organisasi teroris YPG/PKK.
Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, PKK (yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan UE) bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk perempuan, anak-anak, dan bayi. YPG adalah cabang PKK di Suriah, dilansir dari EurAsian Times. (*)