JAKARTA – Salah satu sampel –meski tak bisa ditolerir juga– mungkin masih masuk akal. Tapi kalau kesalahannya hingga 1.300 sampel? Ini yang terjadi pada sebuah laboratorium milik pemerintah, NHS Test and Trace.
Laboratorium ini baru saja ketahuan kalau mereka keliru mengeluarkan hasil tes pada lebih dari 1.300 orang di Inggris. Mereka dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.
“NHS Test and Trace telah menghubungi 1.311 orang yang keliru diberitahu bahwa hasil uji COVID-19 mereka, yang diambil pada 19-23 November, adalah positif,” kata juru bicara Departemen Kesehatan dan Perlindungan Sosial.
Baca Juga:Ini Isi Surat Habib Rizieq ke Bima Arya Minta Hasil Swab DirahasiakanWalikota Bogor Bima Arya vs Habib Rizieq Shihab, Siapa Kuat?
Dilansir dari Antara yang mengutip pemberitaan Reuters, hasil ini terungkap pada Sabtu, 28 November waktu setempat.
“Masalah yang terjadi pada zat kimia untuk pengujian dalam satu kelompok waktu itu berarti bahwa hasil tes tersebut batal. Langkah cepat sudah dilakukan dengan pemberitahuan kepada mereka, dan mereka diminta tes ulang, serta melanjutkan isolasi mandiri jika memang mengalami gejala,” kata si juru bicara dia menambahkan.
Sang juru bicara menyebut kesalahan laboratorium tersebut merupakan ‘kecelakaan tunggal’ dan sedang diselidiki.
Sistem NHS Test and Trace ternyata memang mendapat banyak kritik. Ada serangkaian kesalahan sejak pertama diluncurkan pada awal tahun ini. Sejumlah menteri di sana, mengakui kalau kinerja sistem itu tidak sebagus yang diharapkan.
Pada September, hampir 16.000 catatan kasus positif COVID-19 hilang dari sistem selama beberapa hari, sehingga membuat keterlambatan pada penelusuran kontak. Pemerintah menyalahkan sistem berkas “turunan” yang memotong data setelah 65.000 baris masukan data.
Menurut hitungan Reuters, hingga saat ini tercatat sekitar 1,6 juta kasus infeksi COVID-19 di Inggris serta lebih dari 57.500 kematian.
Pemerintah Inggris sebelumnya mengumumkan tambahan 7 miliar poundsterling (setara Rp131 triliun) untuk sistem pengujian dan penelusuran kontak COVID-19 sebagai bagian dari program lanjutan pengujian massal. (*)