SETELAH 50 tahun memegang jabatan publik dan memendam ambisi menjadi presiden, Joe Biden akhirnya memenangkan jalan ke Gedung Putih.
Pemilihan presiden kali ini tidak seperti yang diperkirakan banyak orang, karena berlangsung di tengah pandemik dan ketegangan sosial. Lawan dia adalah petahana yang non-konvensional, orang yang selalu menentang anggapan umum. Namun, dalam upaya ketiganya menuju kursi presiden (setelah dua kali gagal di konvensi Partai Demokrat), Biden dan timnya menemukan cara untuk menyingkirkan hambatan politik dan merebut kemenangan dengan selisih di atas 4 juta suara atas Donald Trump.
Seoerti diulas BBC, ada lima alasan kenapa putra seorang salesman mobil asal Delaware ini akhirnya memenangkan jabatan presiden.
1. Covid, Covid, Covid
Baca Juga:Sevilla Tersungkur di Markas GranadaRevolusi Zionis di Dunia Arab
Mungkin alasan terbesar Biden menang adalah hal yang sepenuhnya di luar kendali dia.
Pandemik virus corona selain menewaskan lebih dari 230.000 warga Amerika juga telah mentransformasi kehidupan dan politik di negara itu. Di hari-hari terakhir kampanye, Trump sendiri tampaknya mengakui hal tersebut.
“Semua berita bohong ini isinya hanya Covid, Covid, Covid, Covid,” kata presiden dalam kampanye pekan lalu di Wisconsin, di mana kasus positif melonjak pesat beberapa hari terakhir.
Wabah Covid ini merontokkan kinerja ekonomi dan mengikis senjata ampuh yang menjadi topik andalan Trump dalam kampanye yaitu pertumbuhan dan kesejahteraan. Gara-gara Covid tingkat popularitas Trump anjlok sampai 38% menurut survei Gallup, dan kemudian dieksploitasi oleh tim Biden.
2. Kampanye Terbatas
Sepanjang karir politiknya, Biden sering mendapat masalah karena cara bicaranya. Gagap yang dia alami sejak kecil membuatnya gagal dalam upaya pertama menuju kursi presiden pada 1987, dan juga dalam upaya kedua 2007.
Dalam percobaannya yang ketiga kali ini, kendala bicara itu masih ada tetapi jarang terekspos sehingga tidak menjadi masalah besar.
Penyebabnya adalah dia bukan orang yang banyak dicari sebagai sumber berita. Di samping itu, ada berita yang lebih besar — pandemik Covid, kerusuhan pasca-pembunuhan George Floyd, dan masalah ekonomi — yang menyita perhatian nasional.
Baca Juga:Jokowi: Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati dan Bekapur Saling TerkoneksiRocky Gerung Soroti Pemilihan Wali Kota Solo, Otak Kosong Versus Kotak Kosong
Tim kampanye dia layak dipuji karena menerapkan strategi untuk membatasi penampilan Biden dan meminimalkan risiko kelelahan atau kecerobohan yang bisa menimbulkan masalah.