JAKARTA-Paus Fransiskus membagikan ensiklik barunya dalam khotbah di hadapan Lapangan Santo Petrus di Vatikan hari Minggu (04/10) dan menguraikan visi bagi dunia pasca-virus corona. Ensiklik itu mengangkat tema persaudaraan dan solidaritas sosial yang diilhami oleh Santo Fransiskus.
Ensiklik berjudul “Fratelli Tutti” (Semua Bersaudara) menyerukan solidaritas kemanusiaan yang lebih besar untuk mengatasi berbagai masalah global, seperti perubahan iklim atau ketidakadilan yang disebabkan oleh ketimpangan ekonomi.
Ensiklik kepausan adalah salah satu jenis komunikasi paling penting dalam Gereja Katolik, yang dikeluarkan oleh pemimpin tertinggi gereja dan berfungsi sebagai acuan gereja dalam mengambil sikap atas isu-isu penting.
Baca Juga:Keraton Yogyakarta Hadiningrat Tiadakan Prosesi Budaya Tradisi Garebeg Mulud Tahun JumakirPakar Komunikasi UGM: Pejabat Publik dan Pemimpin Institusi Politik yang Semestinya Jadi Influencer
Dalam ensiklik terbarunya, Paus Fransiskus mencela “teori ajaib” kapitalisme yang menurutnya sering dipandang “sebagai satu-satunya solusi untuk masalah sosial.”
“Hanya ada sedikit apresiasi terhadap fakta bahwa kelebihan (yang dijanjikan) tidak menyelesaikan ketidaksetaraan yang menimbulkan bentuk kekerasan baru yang mengancam tatanan masyarakat,” kata Paus Fransiskus. “Ada orang-orang yang ingin kita percaya bahwa kebebasan pasar saja sudah cukup untuk mengamankan segalanya (setelah pandemi melanda).
https://twitter.com/Pontifex/status/1312426524847542273?s=20
“Kerapuhan sistem dunia dalam menghadapi pandemi telah menunjukkan bahwa tidak semuanya dapat diselesaikan dengan kebebasan pasar,” tulisnya.
“Sangat penting untuk memiliki kebijakan ekonomi proaktif, yang diarahkan untuk mempromosikan ekonomi yang mendukung keragaman produksi dan kreativitas bisnis dan memungkinkan lapangan kerja diciptakan, bukan dipangkas.”
Paus Fransiskus mengulangi seruannya di masa lalu tentang redistribusi kekayaan, dengan mengatakan bahwa mereka yang memiliki banyak harus “mengaturnya untuk kebaikan semua.”
Dia berharap pandemi corona, yang telah menewaskan lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia, akan menginspirasi penilaian baru tentang prioritas dunia. “Begitu krisis kesehatan ini berlalu, respons terburuk kita adalah terjun lebih dalam ke dalam demam konsumerisme dan bentuk-bentuk baru pelestarian diri yang egoistik.”
Paus Fransiskus juga menolak doktrin gereja dari masa lalu tentang pembenaran perang sebagai alat pertahanan yang sah. Dia mengatakan, doktrin itu dalam sejarahnya telah diterapkan terlalu luas dan tidak patut dijalankan lagi.