JAKARTA-Dalam hari-hari ini beredar beberapa video yang mempertontonkan rekaman detik-detik demonstrasi menolak Omnibus Law yang terjadi di sekitar Bunderan Hotel Indonesia.
Pada rekaman itu, tampak situasi sekitar HI mencekam, di tengah aksi ribuan massa, terlihat terjadi perusakan dan pembakaran terhadap fasilitas umum di halte Bus TransJakarta HI. Api berkobar sangat besar.
Nah yang menjadi masalah bukan itu, pada video itu turut terekam penampakan sejumlah Prajurit Marinir Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut. Para prajurit Marinir itu terekam berdiri di teras Plaza Indonesia.
Baca Juga:Terungkap Cara Tak Manusiawi Kelompok OPM, Sengaja Gunakan Nyawa Warga Sipil Jebak TNIBawaslu Sebut 700 ASN Terlibat Pelanggaran di Pilkada Serentak 2020
Ini menjadi penyakit rumit pengguna media sosial Indonesia saat ini, setelah video itu beredar, informasi sesat terkait keberadaan prajurit Marinir TNI di teras Plaza Indonesia, bermunculan.
Ada yang menuduh prajurit Marinir TNI itu sengaja membiarkan perusakan Halte HI dan ada pula yang menuduh prajurit Marinir TNI tersebut memberikan dukungan kepada demonstran.
Terkait hal tersebut, Marinir TNI melalui siaran di akun resminya mengungkap fakta tentang semua tuduhan itu. Terutama terkait dukungan terhadap demonstran.
Berikut pernyataan resmi Marinir TNI AL dilansir beritaradar.com Minggu 11 Oktober 2020.
“Kita mau jelaskan video viral tentang anggota berseragam TNI di sekitar bundaran HI Jakarta Pusat pada hari Jumat tanggal 09 Oktober 2020
Dari video tersebut dapat dijelaskan kejadian yang sebenarnya sebagai berikut :
Bahwa anggota TNI yang ada di video adalah Satgas penegakan disiplin protokol kesehatan COVID-19 di Plaza Indonesia.Saat itu mereka akan kembali, namun mengingat masih ramai dengan demo akhirnya mereka menunggu di teras Plaza Indonesia.Kebetulan pendemo lewat, begitu melihat ada TNI mereka teriak-teriak turun-turun, seolah-olah mengajak anggota turun bergabung. Tentu saja ajakan tersebut ditolak oleh anggota dengan mengangkat tangan ke atas sebagai isyarat menolak ajakan tersebut, serta dengan maksud agar massa tenang.
Isyarat tersebut dapat diterima oleh massa dan disambut dengan memberikan Aplaus/tepuk tangan, sedangkan anggota memberikan lambaian tangan sebagai ucapan terima kasih, dan akhirnya massa bergerak pergi..Demikian penjelasannya sahabat netizen, salam.”
Baca Juga:Kemendikbud Terbitkan Surat Larangan Mahasiswa Ikut Demonstrasi Penolakan Omnibus Law5.918 Orang Ditangkap Polisi Saat Unras Tolak Omnibus Law UU Ciptaker di Sejumlah Wilayah Indonesia
Dan dipastikan pula, bahwa demonstran yang menyapa prajurit Marinir TNI itu bukan massa yang melakukan kerusuhan dan membakar Halte HI. Pembakaran sudah terjadi sejak massa itu tiba di depan Plaza Indonesia.