Namun, perusahaan leasing hanya sanggup memberi keringanan pembebasan membayar bunga bulanan sebesar Rp800.000 rupiah daripada mencicil penuh sebesar Rp3 juta sebulan.
Sumantara tak punya pilihan selain menerima tawaran itu, meski artinya ia hanya punya Rp1,2 juta sebulan untuk dibelanjakan untuk makan, biaya sekolah, dan biaya lainnya.
“Saya sekarang melobi (perusahaan leasing) lagi untuk pengurangan lebih lanjut. Saya berharap mereka mengerti,” katanya.
Baca Juga:Target Migas Timor Leste LumpuhVeronica Koman dan TAPOL Inggris Terbitkan Laporan Pemberontakan Papua Barat 2019
Terlepas dari apa keputusan perusahaan leasing, Sumantara mengatakan dia bertekad untuk membayar pinjamannya dengan uang apa pun yang dia miliki untuk meningkatkan skor kreditnya.
Properti tiga unit itu tinggal beberapa minggu lagi dari penyelesaian. Yang tersisa untuk dilakukan adalah memasang ubin, memasang pipa ledeng, kabel listrik dan perlengkapan penerangan, dan memberi lapisan cat pada bangunan.
Setelah selesai, Sumantara harus mencari pekerjaan lain.
“Anak tertua saya berumur 17 sekarang. Dalam waktu satu tahun, saya perlu meminjam uang lagi agar dia bisa masuk universitas. Saya ingin anak-anak saya memiliki pendidikan yang lebih baik dari saya. Bahkan jika itu berarti saya tidak makan, tidak apa-apa,” pungkasnya. (*)