JAKARTA- Detik-detik penolakan Gatot Nurmantyo dalam deklarasi Koalisi Aksi Penyelamatkan Indonesia (KAMI) di Surabaya terekam dalam sebuah video.
Ironisnya, dalam video itu, salah satu orator dari massa yang melakukan penolakan, terdengar meneriakan Gatot Nurmantyo dengan nama hewan.
Awalnya, dalam video itu, Gatot Nurmantyo berpidato di atas mimbar di depan massa KAMI.
Baca Juga:2 Pejabat Eselon I KKP Terpapar Positif Covid-19Preview Tottenham vs Chelsea
Namun, pidato itu tidak sampai selesai, kerena mendapat penolakan dari kelompok masyarakat dan aparat kepolisian.
Mantan Panglim TNI itu, didatangi seorang berbaju putih, yang diduga salah seorang petugas Polisi. Pria itu meminta Gatot untuk menghentikan kegiatannya dan meningalkan lokasi.
“Ini bapak ini dari Polda, dari kepolisian. Saya katakan KAMI ini adalah organisasi yang konstitusional,” kata Gatot.
Setelah itu, Gatot dan para pendukungnya meningalkan lokasi tersebut. Saat hendak lewat para peserta demo yang menolak aksi tersebut, terdengar suara makian dari orator aksi. Ia menyebut Gatot Nutmantyo dengan nama hewan, (maaf) Anjing.
“Gatot Nurmantyo (maaf) Anjing. Anjng kalian, (maaf) Anjing Gatot Nurmantyo, Anjing kamu,” teriak orator itu dari pengeras suara, seperti terekam dalam video tersebut.
Tak terima dengan ucapan kasar dari pendemo yang menolak Gatot, massa pro KAMI pun membalas.
“Kamera sorot orang-orang seperti ini. Sorot, sorot, sorot. Woi tangkap itu, sikat,” ucap orator dari pendukung KAMI.
Baca Juga:Poin-poin Gugatan Tommy Soeharto ke MenkumhamTradisi Kristen Tangani Wabah Selama Ribuan Tahun
Deklarasi KAMI di Surabaya sampai tiga kali berpindah tempat karena mendapat penolakan dari warga.
Gatot Nurmantyo menyatakan, demo yang menghadang acara KAMI dilakukan oleh massa bayaran.
“Karena yang demo di sana karena kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar,” ujar Gatot di Masjid Assalam Puri Mas Surabaya, Senin (28/9).
Sementara itu, Anggota DPR RI, Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon menilai, aksi penolakan itu sebagai persekusi terhadap demokrasi. Apalagi kata Fadli, aksi itu disertai dengan caci-maki dan pengusiran.
“Persekusi terhadap KAMI di Surabaya kemarin merupakan persekusi terhadap demokrasi. Apalagi diwarnai demonstrasi denga caci maki pengusiran.” Ujar Fadli lewat keterangannya. Selasa (29/9).
Fadli mengatakan bahwa pengusiran itu merupakan diskriminatif terjadap orang yang beda pendapat. Kepolisian seolah jadi aparat kekuasaan.