RIYADH-Hasil sidang kabinet Arab Saudi yang dimpimpin Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud memutuskan, bahwa pihak Kerajaan mendukung semua upaya yang bertujuan merealisasikan kemerdekaan Palestina.
Selain mendukung rakyat Palestina, Raja Salman juga menegaskan, bahwa Arab Saudi menolak setiap ancaman terhadap kedaulatan dan integritas negara-negara Arab.
“Arab Saudi mendukung semua upaya bertujuan untuk mencapai solusi adil dan komprehensif untuk masalah Palestina, sehingga memungkinkan rakyatnya mendirikan negara merdeka mereka sesuai dengan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” demikian pernyataan kabinet, seperti dikutip dari kantor berita SPA, Kamis (17/9/2020).
Baca Juga:Misteri Kebakaran Gedung Kejagung, Polisi: Ada Unsur PidanaMenkeu Ladeni Gugatan Putra Kedua Presiden ke-2 Soeharto
Dalam rapat kabinet tersebut, Raja Salman juga menegaskan, Saudi ingin bekerja sama dengan negara-negara anggota G20 untuk mendukung perekonomian global dan mengurangi konsekuensi pandemi.
Selain itu, Raja Salman juga memberi informasi mengenai komunikasinya dengan para pemimpin dunia, seperti Presiden Cina Xi Jinping, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri India Narendra Modi, membahas upaya G20 menangani pandemi virus corona.
Sementara itu, para menteri meninjau laporan mengenai efek pandemi Covid-19 di tingkat lokal maupun internasional serta membahas draf resolusi yang diadopsi Majelis Umum PBB untuk mengoordinasikan respons global dalam mengatasi wabah.
Dengan hasil keputusan bersama Pemerintah Arab Saudi tersebut, sekaligus menutup harapan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk mendorong Arab Saudi ikut bergabung menormalisasi hubungan dengan Israel.
Sementara Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, sebelumnya telah sepakat berdamai dengan Israel lewat Amerika Serikat sebagai perantara. Penandatanganan perjanjian damai dengan Israel dilakukan UEA dan Bahrain di Gedung Putih, Washington D.C, Amerika Serikat.
Perjanjian damai atau normalisasi hubungan UEA dan Bahrain terhadap Israel menjadi momen bersejarah mengingat negara Timur Tengah selama ini ‘memusuhi’ Israel sebagai tanda pembelaan terhadap Palestina.
Gelombang perjanjian damai ini disebut Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan terus terjadi ke depannya. Bahkan dia yakin Arab Saudi jadi salah satu negara tersebut.
Baca Juga:DJ Dinar Candy Jual Celana Dalam Laku Senilai Rp50 Juta, Begini PenampakannyaAurel Hermansyah-Anang Renggang?
Namun, Arab Saudi sebelumnya telah menegaskan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel hanya bisa terwujud apabila Palestina mendapat kemerdekaannya. (der/fin)