JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19. Hasilnya, salah satu masalah utama dari PJJ adalah ketersediaan kuota internet.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pun mengakui, bahwa kuota internet masih menjadi permasalahan utama di lapangan saat melalakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Selama menjaring permasalahan yang muncul sepanjang pelaksanaan PJJ, kami menemukan bahwa kuota internet salah satu masalah utama untuk dapat mengikuti PJJ daring,” kata Nadiem, seperti ditulis Senin (3/8)
Baca Juga:Ledakan Besar Guncang Wilayah Pelabuhan BeirutPilkada di Tengah Pandemi
Permasalahan lainnya, kata Nadiem, terletak pada ketersediaan fasilitas peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi dalam PJJ.
“Selain pembiayaan kuota, fasilitas peralatan TIK juga masih minim. Ini yang memang menjadi beban ekonomi bagi banyak sekali orang tua murid,” ujarnya.
Untuk meringankan persoalan tersebut, Nadiem memperbolehkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dimanfaatkan untuk membeli pulsa murid-murid dan guru yang terkendala secara ekonomi.
“Kami sudah memperbolehkan dana BOS digunakan untuk pulsanya murid-murid. Mungkin ini perlu kita sosialisasikan lebih banyak,” imbuhnya.
Masalah berikutnya yang menjadi persoalan utama guru dan siswa selama PJJ adalah, terkait perlunya penyederhanaan dan fleksibilitas kurikulum. Menurutnya, dengan dibuat penyederhanaan kurikulum tidak semua standar pencapaian harus terwujud.
“Kurikulum ini akan diterapkan dalam kondisi darurat selama pandemi. Jadi, sekolah bisa mengatur apa yang cocok untuk kondisi mereka,” terangnya.
Nadiem menyebutkan, ada tiga prioritas yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum adaptasi nantinya. Ketiga prioritas tersebut adalah literasi, numerasi, dan pendidikan karakter.
Baca Juga:Hasil Riset: Warga Indonesia Paling Religius SeduniaAnggaran Setengah Triliun, FSGI Desak KPK Awasi Program Organisasi Penggerak
“Tiga hal tersebut merupakan fondasi dalam pendidikan sehingga harus dijadikan fokus,” ujarnya.
Nadiem juga memastikan, bahwa kurikulum darurat ini akan segera diluncurkan dalam waktu dekat. Namun, ia tidak menjelaskan kapan pastinya kurikulum ini akan diluncurkan untuk kemudian diterapkan di sekolah.
“Kebijakan kurikulum darurat tengah memasuki tahap finalisasi dan akan diumumkan dalam waktu dekat ini,” ujarnya.
Dukungan untuk membantu permasalahan pendidikan selama pandemi covid-19 juga datang dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Dalam kebijakannya, Kemendes PDTT memperbolehkan anggaran dana desa dipergunakan untuk mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), antara lain pengadaan jaringan internet.