JAKARTA– Politisi PDIP yang juga Anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu menyebut sejumlah pihak yang menempati jabatan direksi dan komisaris di Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di PT Pertamina hingga Yenny Wahid di PT Garuda Indonesia merupakan titipan.
Anggota Aktivis 98 itu juga menyinggung mafia-mafia di sejumlah bidang di BUMN.
Baca Juga:Khatib Jumat di Hagia Sophia Pegang Pedang Saat KhutbahIni Hasil Uji Swab Jokowi
Sebab, kata Adian Napitupulu, selama ini tidak pernah ada iklan atau pemberitaan perusahaan BUMN yang membuka lowongan untuk posisi direksi dan komisaris.
“Enggak ada yang enggak titipan, semua titipan karena enggak ada jalur yang dibuka untuk semua orang bisa akses ke sana.”
“Enggak ada lowongan kerjanya di media mana pun. ‘Dibutuhkan lowongan BUMN A, membutuhkan komisaris dan direksi.”
“Yuk ramai-ramai melamar yuk.’ Enggak ada,” ujar Adian Napitupulu, dalam diskusi virtual ‘Bincang Santai Bersama Adian Napitupulu Uncensored’, Kamis (23/7/2020).
Namun, Adian Napitupulu membantah apabila dirinya menitipkan nama-nama ke Menteri BUMN Erick Thohir.
Sebab, nama-nama yang dia serahkan ke Presiden Joko Widodo adalah permintaan dari Jokowi sendiri.
Di sisi lain, Adian Napitupulu menyoroti banyaknya jumlah orang dengan asal-usul yang tidak jelas menduduki jabatan direksi dan komisaris BUMN di Indonesia.
Baca Juga:Pekerja Pertamina Mogok, KSAD Kerahkan Operasi Militer Selain PerangJokowi Jalani Uji Swab
Berdasarkan pernyataan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, jumlah BUMN induk, anak hingga cicitnya berjumlah sekitar 1.000 sampai 1.200 perusahaan.
Dengan asumsi tiap BUMN minimal memiliki tiga direksi dan tiga komisaris, Adian Napitupulu menghitung ada 6.000 hingga 7.200 orang yang menduduki jabatan direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah itu.
Anggota Komisi VII DPR itu mengatakan, hanya ada 1.000 orang yang jelas berasal asal-usulnya dari titipan mana.
Seperti dari partai, relawan, kementerian, dan instansi lain seperti Polri dan TNI.
Adian Napitupulu kemudian mempertanyakan sisanya, yakni 5.000 hingga 6.200 orang lainnya, yang tidak jelas asal-usulnya dari mana atau titipan dari siapa.
“Oke kita andaikan 1.000 orang titipan partai, kementerian, dan instansi lainnya, lalu yang 5.000 sampai 6.200 orang ini titipan siapa?”
“Titipan pengusaha kah? Titipan mafia kah? Titipan keluarga kah? Titipan tetangga kah? Tititipan hantu? Titipan dedemit atau apa?” paparnya.