“Namun di banyak tempat ditemukan bukti hujan dalam kategori ekstrem terus meningkat,” katanya.
Terpisah, Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary T Djatmiko menjelaskan beberapa wilayah di Indonesia berpotensi mengalami kekeringan dalam dua desarian ke depan.
“Jadi kalau dia tidak ada hujan sama sekali terus panas dan terik, sehingga dapat dimungkinkan ada potensi kekeringan atau potensi titik panas tadi. Setiap daerah berbeda,” katanya.
Baca Juga:IPW: Ada Persekongkolan Jahat dari Sejumlah Oknum Pejabat Lindungi Joko TjandraFreddy Widjaja Gugat Hak Warisan Senilai Ratusan Triliun, Ini Kata Sinarmas
Berdasarkan hasil monitoring dan prediksi probabilistik curah hujan dasarian atau setiap 10 hari, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis hingga dua dasarian ke depan dengan status waspada hingga awas.
Daerah yang berpotensi mengalami kekeringan meteorologis dengan kategori waspada tersebar di tujuh provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku (selengkapnya lihat info grafis).
Untuk wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan meteorologis dengan kategori siaga tersebar di enam provinsi. “Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur,” bebernya.
“Untuk daerah potensi kekeringan dengan kategori awas, yaitu Kota Kupang di Nusa Tenggara Timur,” tambahnya.
Terkait hal tersebut, pihaknya mengimbau agar masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk mengatisipasinya.
“Terhadap sektor pertanian, yaitu berkurangnya pasokan air pada lahan pertanian. Di samping itu, pada sektor lingkungan, yaitu meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan dan berkurangnya sumber air untuk kebutuhan rumah tangga,” katanya.(fin)