PRESIDEN Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dinilai mengalami delusi dan tidak menguasai isu-isu luar negeri saat melakukan pembicaraan telepon dengan pemimpin dunia.
Penilaian mengenai sikap delusi Donald Trump, disampaikan sejumlah pejabat Gedung Putih, yang berbicara secara anonim kepada wartawan Carl Bernstein, yang dikenal dengan tulisan investigasinya tentang kasus Watergate, yang menyebabkan Presiden Richard Nixon mengundurkan diri.
Carl Bernstein mengadakan investigasi dengan mewawancarai sejumlah staf Gedung Putih selama empat bulan terakhir dan membuat laporannya untuk CNN, pada Senin (29/6). Para sumber dikutip secara anonim, namun sebagian besar mengonfirmasi rincian yang diulas Bernstein bahkan siap bersaksi dalam audiensi publik.
Baca Juga:Firli Pakai Helikopter, MAKI Laporkan ke Dewas KPKKomentari Sultan Hamid II Mantan Kepala BIN Dilaporkan ke Polisi, Ini Kata AM Hendropriyono
Secara keseluruhan, para pejabat Gedung Putih menilai Presiden Donald Trump seolah lupa dengan negara-negara yang menjadi sekutu kuat AS, dan justru bersikap bersahabat bahkan menjilat terhadap pemimpin negara-negara otokratis dan menjadi “musuh” AS.
Mereka menggambarkan, Donald Trump bersikap meremehkan bahkan menindas saat berbicara dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. Dia bahkan menyarankan Macron untuk kuliah tentang masalah-masalah perdagangan, imigrasi dan NATO.
Tak hanya itu, Donald Trump bahkan berperilaku “hampir sadis” dan merendahkan terhadap pemimpin perempuan, yakni Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan mantan Perdana Menteri Inggris, Theresa May. Padahal, Inggris, Jerman dan Prancis merupakan negara sekutu kuat AS dalam politik luar negeri.
Sebaliknya, Donald Trump justru bersikap sangat akrab dengan pemimpin negara otokratis bahkan “musuh” AS, seperti Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Saat mengadakan pembicaraan telepon dengan Vladimir Putin, Donald Trump lebih banyak membahas tentang membangun bisnisnya dan berulang kali memuji Vladimir Putin terkait kebijakan pemerintahannya.
Pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Vladimir Putin mendominasi pembicaraan terkait isu-isu global dan sensitif kedua negara, sebaliknya Donald Trump nyaris tak memiliki ketegasan untuk menanggapinya.
Hal yang sama juga terjadi ketika Donald Trump berbincang dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Ketika Recep Tayyip Erdogan membahas soal kebijakan AS terhadap Suriah, Donald Trump tidak memiliki kesiapan untuk membahas masalah itu, bahkan memutuskan untuk menarik pasukan AS dari Suriah untuk memberikan kewenangan kepada Turki.