Para ilmuwan di seluruh dunia berbagi sekuen virus ini — yang bermutasi terus menerus seperti halnya semua tipe virus lainnya.
“Sekitar pertengahan Januari, sudah ada perubahan yang membuat virus ini menjadi lebih menular. Bukan berarti dia lebih mematikan,” kata Haseltine.
“Virus ini menjadi 10 kali lebih menular dibandingkan sebelumnya.”
Pabrik VirusPara peneliti lain juga sebelumnya sudah mencurigai hal ini. Pada April, Bette Korber dan timnya dari Los Alamos National Laboratory, AS, menyampaikan kekhawatiran mereka di peladen BioRxiv, dengan mengatakan bahwa mutasi D614G “harus segera mendapat perhatian” karena telah menjadi strain virus corona yang paling umum menyebar di Eropa dan AS.
Baca Juga:Mantan KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo Meninggal Dunia2 Pemilik Restoran Seafood Dipenjara 1.446 tahun
“[Srain] ini mulai menyebar di Eropa awal Februari, dan ketika merambah kawasan baru mereka dengan cepat menjadi bentuk yang dominan,” tulis Korber dan para mitranya.
Menurut Haseltine, tim peneliti di Scripps telah menguji mutasi ini dalam tiga eksperimen terpisah.
“Mereka mengukurnya dengan tiga cara yang elegan, bukan hanya satu,” ujarnya.
Mutasi ini membuat virus tersebut tidak saja lebih mudah menempel pada sel, tetapi juga lebih mudah menembusnya.
Begitu infeksi terjadi, virus ini membajak sel korbannya dan menjadikannya pabrik virus untuk terus menciptakan tiruannya. Untuk bisa melakukan ini, mereka harus pertama kali menemukan cara bagaimana bisa menembus sel.
“Artinya kita harus mewaspadai perubahan yang konstan ini,” kata Haseltine.
“Virus ini akan merespons apa pun yang kita lakukan untuk mengendalikannya. Kalau kita buat obatnya, dia akan melawan. Kita buat vaksin, dia akan berusaha mengepungnya. Kita tetap tinggal di rumah, dia akan mencari cara bagaimana bisa menempel lebih lama,” pungkasnya.
https://youtu.be/UJcfSbE29lA
(CNN)