JAKARTA-Dua dokter di Wuhan yang terjangkit Virus Corona (COVID-19) setelah menangani pasien dikabarkan berhasil melawan penyakit tersebut, tetapi kulit mereka menghitam setelah diberikan alat bantu.
Dr Yi Fan dan Dr Hu Weifeng, keduanya berusia 42 tahun, keduanya didiagnosis dengan COVID-19 pada 18 Januari saat bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan, Metro Inggris melaporkan. Para dokter yang sakit parah dibawa ke Rumah Sakit Paru Wuhan dan kemudian dipindahkan dua kali.
Laporan menyebutkan bahwa perubahan warna kulit kedua dokter itu disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon setelah fungsi hati/liver mereka turut terganggu akibat penyakit. Namun, salah satu dokter curiga bahwa perubahan itu terjadi karena obat tertentu yang mereka terima pada masa awal perawatan.
Baca Juga:Ganjar Pranowo: Seharusnya Pemerintah Bisa Contohkan Terlebih Dahulu Tatanan New NormalAda Upaya Kudeta Saat Pandemi, Boni Hargens: Ini Identitasnya
Dr. Yi Fan yang merupakan ahli jantung dihubungkan dengan alat bantu kehidupan ECMO (oksigenasi membran ekstrakoreal) selama 39 hari. Mesin, yang mirip dengan mesin bypass jantung-paru yang digunakan dalam operasi jantung terbuka, memompa dan mengoksigenasi darah pasien di luar tubuh.
“Ketika saya pertama kali siuman, terutama setelah saya tahu tentang kondisi saya, saya merasa takut. Saya sering mengalami mimpi buruk,” kata Yi saat ditemui, dilansir dari laman NY Post, Jumat (24/4).
Sementara Dr. Hu yang merupakan ahli urologi terbaring di tempat tidur selama 99 hari dan masih sangat lemah setelah menjalani terapi ECMO dari 7 Februari hingga 22 Maret. Dia baru bisa bicara pada 11 April lalu.
Dokter yang menangani mereka mengatakan warna kulit keduanya akan kembali seiring membaiknya fungsi liver. Keduanya saat ini menerima dukungan kesehatan mental agar bisa lepas dari trauma.
Yi dan Hu keduanya bekerja dengan Dr. Li Wenliang, yang dihukum karena menjadi whistleblower Virus Corona (COVID-19). Wenliang sendiri kini telah wafat dan pemerintah telah menyampaikan permohonan maaf atas hukuman yang dijatuhkan padanya semasa hidup.
Dr Hu meninggal pada Selasa (2/6/2020) setelah lima bulan berjuang mengalahkan virus yang pertama terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019 itu.